Beberapa perbankan besar baru saja mengungkapkan laporan
keuangan mereka selama tahun 2022. Misalnya, Bank Central Asia Tbk (BCA)
melaporkan peningkatan penghasilan laba bersih sebesar 29,6% menjadi Rp 40,7
triliun pada 2022. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan
meskipun menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak pasti, BCA melihat
prospek bisnis di Indonesia mulai membaik. "Adanya beberapa kejadian
strategis pada 2022, salah satunya peningkatan portofolio KPR mencapai Rp 108
triliun untuk pertama kalinya, membawa dampak positif bagi performa
perusahaan," ujar Jahja dalam paparan kinerja daring pada Kamis (26/1).
BCA mencatat peningkatan permintaan kredit seperti kredit
korporasi yang naik 12,5% YoY menjadi Rp 322,2 triliun pada Desember 2022.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,1% YoY mencapai Rp 210,2
triliun. Portofolio KPR juga bertambah 11,0% YoY menjadi Rp 108,3 triliun. Sementara,
Kredit Kebutuhan Berkala (KKB) naik 13,6% YoY menjadi Rp 46,1 triliun, membaik
dari tahun sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit juga bertumbuh 13,4% YoY
menjadi Rp 13,8 triliun, dan total portofolio kredit konsumen naik 11,7% YoY
menjadi Rp 171,3 triliun. Total kredit BCA secara keseluruhan tumbuh 11,7% YoY
menjadi Rp 711,3 triliun pada Desember 2022, melampaui target pertumbuhan
8%-10%.
Penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan juga meningkat
14,9% YoY mencapai Rp 183,2 triliun pada Desember 2022, memegang peran sebesar
25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Rasio Loan at Risk (LAR) BCA
turun menjadi 10% pada tahun 2022, dibandingkan 14,6% pada tahun 2021. Rasio
Kredit Bermasalah (NPL) juga turun menjadi 1,7% pada 2022, dibandingkan 2,2%
pada tahun sebelumnya. Sementara itu, Casa (Current Account and Saving Account)
naik 10,6% YoY mencapai Rp 847,9 triliun pada Desember 2022.
Bank lainnya dengan kapitalisasi pasar besar seperti Bank
Negara Indonesia Tbk (BNI) juga melaporkan laba bersih sebesar Rp 18,31 triliun.
Peningkatan laba bersih tersebut juga dikontribusikan oleh
penurunan beban provisi dan peningkatan efisiensi operasional BNI. Sementara
itu, kualitas portofolio kredit BNI terjaga dengan tingkat kredit bermasalah
(NPL) sebesar 1,5% dan loan at risk (LAR) sebesar 8,2%.
Kinerja BNI dalam melalui masa pandemi terbilang stabil,
yaitu dengan menjaga kualitas portofolio kredit dan memperkuat posisi bisnis
melalui ekspansi usaha dan mempertahankan marjin bunga. Sejalan dengan itu, BNI
juga berhasil meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan
seperti infrastruktur dan energi sebesar 9,9% YoY menjadi Rp 151,6 triliun.
Tak hanya BCA dan BNI, beberapa bank besar lain juga
melaporkan kinerja keuangan yang positif sepanjang 2022. PT Bank Mandiri Tbk
(BMRI) melaporkan laba bersih sebesar Rp 31,6 triliun, meningkat 12,1% secara
tahunan. Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan laba bersih sebesar
Rp 23,2 triliun, naik hingga 14,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Keseluruhan, kinerja keuangan bank-bank besar di Indonesia
memperlihatkan tren positif meski menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi
global. Bank-bank tersebut mampu menjaga kualitas portofolio kredit dan
memperkuat posisi bisnis melalui peningkatan penyaluran kredit ke sektor-sektor
berkelanjutan.
source data : katadata, idx
0Komentar