Rights issue saham adalah aksi korporasi ketika perusahaan menerbitkan saham baru dan memberi hak beli terlebih dahulu kepada pemegang saham lama dengan harga tertentu. Tujuannya menambah modal, namun berpotensi menimbulkan dilusi jika investor tidak menggunakan haknya.
Point- Point Sederhana Tentang Right Issue
- 👉 Rights issue memberi hak prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru
- 👉 Harga rights issue umumnya lebih rendah dari harga pasar saham
- 👉 Jika tidak ikut rights issue, kepemilikan saham investor akan terdilusi
- 👉 Penurunan harga saham pasca rights issue sering bersifat penyesuaian teknis
- 👉 Investor bisa ikut rights issue, menjual hak, atau melepas saham sesuai strategi
Jadi Begini Penjelasan Right Issue Secara Sederhana dan Detail
Bayangkan kamu sudah lama menabung dan akhirnya punya sebagian kepemilikan sebuah usaha. Usaha itu mulai berkembang, pelanggannya bertambah, tapi tiba-tiba pemilik usaha bilang:
“Kalau kita mau bisnis ini naik level, kita perlu modal tambahan. Mau patungan lagi nggak?”
Di dunia saham, momen seperti ini disebut rights issue.
Masalahnya, bagi investor pemula, istilah rights issue sering terdengar menyeramkan. Banyak yang langsung berpikir:
-
“Wah, sahamnya mau jatuh”
-
“Ini tanda perusahaan lagi butuh duit”
-
“Kalau nggak ikut, saya rugi nggak?”
Tenang. Di artikel ini, kita akan belajar dari nol, pelan-pelan, dengan contoh sederhana, supaya kamu benar-benar paham apa itu rights issue, dampaknya, dan cara menyikapinya.
1. Pengertian Rights Issue (HMETD) dengan Bahasa Paling Sederhana
Secara resmi, rights issue disebut HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu).
Artinya apa?
Rights issue adalah hak khusus bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan, biasanya dengan harga lebih murah.
Kata kuncinya ada tiga:
-
Hak
-
Pemegang saham lama
-
Harga khusus
Jadi, kalau kamu sudah punya sahamnya, kamu punya prioritas.
Kenapa dikasih hak dulu?
Karena perusahaan ingin adil. Kalau tidak, kepemilikan kamu bisa langsung terdilusi tanpa diberi kesempatan apa pun.
2. Kenapa Perusahaan Melakukan Rights Issue?
Sekarang kita pakai cerita.
Cerita: PT Maju Terus Tbk
PT Maju Terus Tbk punya:
-
Modal: Rp1 triliun
-
Saham beredar: 1 miliar lembar
-
Harga saham: Rp1.000
Perusahaan ingin:
-
Bangun pabrik
-
Ekspansi jaringan
-
Masuk bisnis baru
Dana yang dibutuhkan: Rp500 miliar
Pilihan perusahaan:
-
Pinjam bank → ada bunga
-
Terbitkan obligasi → ada kewajiban bayar
-
Rights issue → tambah modal tanpa utang
Banyak perusahaan memilih rights issue karena:
-
Tidak menambah beban bunga
-
Neraca lebih sehat
-
Modal sendiri bertambah
3. Fungsi Rights Issue
Rights issue bukan cuma “nambah saham”.
Fungsinya:
-
Menambah modal
-
Membiayai ekspansi
-
Melunasi utang
-
Memperkuat struktur keuangan
-
Menjaga rasio keuangan
Kalau dianalogikan:
Rights issue itu seperti patungan ulang supaya usaha bisa tumbuh lebih besar.
4. Manfaat Rights Issue bagi Investor
Kalau dilakukan dengan benar, investor bisa dapat:
-
Harga beli saham lebih murah
-
Menjaga porsi kepemilikan
-
Potensi keuntungan jangka panjang
Tapi ingat:
👉 semua manfaat itu baru terasa kalau bisnisnya benar-benar berkembang setelah rights issue.
5. Risiko Terbesar: Dilusi Saham
Sekarang kita bahas bagian yang paling sering bikin pemula takut: dilusi.
Apa itu dilusi?
Dilusi artinya:
Persentase kepemilikan kamu mengecil karena jumlah saham beredar bertambah.
6. Contoh Dilusi dengan Angka Super Sederhana
Sebelum Rights Issue
-
Total saham: 1.000 lembar
-
Saham kamu: 100 lembar
-
Kepemilikan: 10%
Setelah Rights Issue (tanpa ikut)
-
Saham baru: 1.000 lembar
-
Total saham: 2.000 lembar
-
Saham kamu: tetap 100
-
Kepemilikan: 5%
📉 Kepemilikan kamu terpotong setengah.
7. Cara Menghindari Dilusi: Ikut Rights Issue
Sekarang skenario berbeda.
Kalau kamu ikut:
-
Kamu beli 100 saham baru
-
Total saham kamu: 200
-
Total saham beredar: 2.000
👉 Kepemilikan tetap 10%
Inilah alasan utama kenapa rights issue disebut “hak”.
8. Harga Saham Turun Setelah Rights Issue? Jangan Panik
Banyak pemula panik saat melihat harga saham turun setelah ex-rights.
Padahal, sering kali ini penyesuaian matematis, bukan karena bisnis memburuk.
9. Contoh Perhitungan Harga Rights Issue (TERP)
Contoh dasar:
-
Harga saham sebelum RI: Rp1.000
-
Harga RI: Rp500
-
Rasio: 1 : 1
Total nilai:
-
Saham lama: Rp1.000
-
Saham baru: Rp500
-
Total: Rp1.500
Jumlah saham: 2
👉 Harga rata-rata (TERP): Rp750
Harga turun? Ya.
Rugi? Belum tentu.
10. CASE PENTING: Harga Saham Rp670, Tapi Harga Rights Issue Rp250
Sekarang kita masuk ke kasus yang sering terjadi dan paling bikin bingung pemula.
Kondisi:
-
Harga saham di pasar: Rp670
-
Harga rights issue: Rp250
-
Rasio: 1 : 1
Reaksi banyak orang:
“Murah banget! Ini cuan besar!”
Tapi mari kita hitung dengan logika sederhana.
Kalau Kamu Ikut Rights Issue
Modal kamu:
-
Saham lama: Rp670
-
Saham baru: Rp250
👉 Total modal: Rp920
Jumlah saham:
-
2 lembar
👉 Harga rata-rata per saham:
Rp920 ÷ 2 = Rp460
📌 Ini harga teoritis setelah rights issue.
Kenapa Harga Saham Bisa Turun dari 670 ke 460?
Karena:
-
Sekarang ada saham baru dari harga jauh lebih murah
-
Nilai perusahaan dibagi ke lebih banyak saham
Turun bukan berarti jelek.
Turun karena penyesuaian logika.
Apakah Kamu Rugi?
Kalau kamu ikut rights issue:
-
Nilai total aset relatif seimbang
-
Tidak ada kerugian instan
-
Kepemilikan aman
Rugi hanya jika:
-
Harga turun di bawah Rp460
Kalau Kamu Tidak Ikut Rights Issue
Setelah ex-rights:
-
Harga saham turun ke sekitar Rp460
-
Nilai saham kamu turun Rp210
Tapi:
👉 Selisih itu berubah menjadi nilai hak rights issue
Kalau:
-
Hak dijual → kerugian tertutup
-
Hak diabaikan → baru benar-benar rugi
Cara Ikut Rights Issue Saham untuk Pemula (Contoh Pakai Stockbit)
Bayangkan kamu sudah pegang saham A. Suatu hari, muncul notifikasi bahwa saham ini akan melakukan rights issue (HMETD). Banyak pemula panik di titik ini. Padahal, secara teknis langkahnya cukup sederhana.
1️⃣ Pastikan Kamu Masih Punya Saham Saat Tanggal Cum Right
Hal paling penting sebelum bicara teknis adalah waktu.
-
Kamu wajib masih memegang saham sampai tanggal cum right
-
Jika saham sudah dijual sebelum cum right → tidak dapat HMETD
-
Setelah lewat tanggal ini, hak tidak bisa diklaim lagi
👉 Ini seperti tiket masuk. Kalau lewat, tidak bisa ikut.
2️⃣ HMETD Otomatis Masuk ke Portofolio Stockbit
Jika kamu memenuhi syarat:
-
HMETD akan muncul otomatis di aplikasi Stockbit
-
Biasanya ditampilkan sebagai kode khusus, bukan saham biasa
-
Contoh:
ABCD-RatauABCDHMETD
👉 Banyak pemula mengira harus daftar dulu. Tidak perlu. Semua otomatis.
3️⃣ Cek Rasio Rights Issue dan Dana yang Dibutuhkan
Di pengumuman rights issue biasanya tertulis:
-
Rasio: misalnya 1:2
(setiap 1 saham lama dapat hak beli 2 saham baru) -
Harga pelaksanaan: misalnya Rp250
Contoh:
-
Kamu punya 10 saham
-
Rasio 1:2 → dapat 20 HMETD
-
Dana yang dibutuhkan:
20 x Rp250 = Rp5.000
👉 Pastikan saldo RDN kamu cukup sebelum eksekusi.
4️⃣ Cara Eksekusi HMETD di Aplikasi Stockbit
Langkah teknisnya:
-
Buka portofolio
-
Klik HMETD / Rights Issue
-
Pilih jumlah hak yang ingin dieksekusi
-
Konfirmasi pembelian
-
Dana otomatis dipotong dari RDN
📌 Kamu tidak wajib mengeksekusi semua hak
📌 Bisa sebagian, sesuai strategi dan dana
5️⃣ Saham Baru Tidak Langsung Masuk, Ini Normal
Setelah kamu mengeksekusi HMETD:
-
Saham tidak langsung muncul hari itu
-
Biasanya masuk setelah:
-
periode pelaksanaan selesai
-
proses penjatahan & pencatatan selesai
-
👉 Jadi jangan panik kalau belum langsung terlihat.
6️⃣ Alternatif Jika Tidak Mau Ikut: Jual HMETD
Kalau kamu:
-
Tidak mau menambah modal
-
Tapi juga tidak mau rugi karena hak hangus
👉 Kamu bisa menjual HMETD di pasar selama periode perdagangan rights.
Di Stockbit:
-
HMETD bisa diperdagangkan seperti saham
-
Harga HMETD mengikuti pasar
-
Setelah periode berakhir, hak yang tidak dijual akan hangus
Kesalahan Umum Pemula Saat Rights Issue
❌ Tidak sadar HMETD sudah masuk
❌ Tidak cek deadline pelaksanaan
❌ Saldo RDN tidak cukup
❌ Mengira rights issue wajib diikuti
❌ Panik melihat harga saham turun
Ringkasannya
👉 Ikut rights issue itu opsional, bukan kewajiban
👉 Kalau ikut → siapkan dana & eksekusi HMETD
👉 Kalau tidak ikut → jual haknya, jangan didiamkan
👉 Kalau didiamkan → dilusi tanpa kompensasi
11. Hak Rights Issue Bisa Dijual
Hak HMETD:
-
Bisa diperdagangkan
-
Ada kode khusus (misal: ABCD-R)
Ini solusi buat investor yang:
-
Tidak mau nambah modal
-
Tapi tidak ingin rugi total
12. Rights Issue + Waran (Bonus)
Sering kali rights issue disertai waran.
Waran adalah:
Hak membeli saham di masa depan dengan harga tertentu.
Contoh:
-
Harga eksekusi waran: Rp300
-
Berlaku 2 tahun
Kalau nanti harga saham Rp600:
-
Kamu beli Rp300
-
Potensi untung besar
👉 Waran = pemanis agar rights issue menarik.
13. Rights Issue Itu Baik atau Buruk?
Jawabannya: tergantung.
Rights issue bukan otomatis buruk, dan bukan otomatis bagus.
Yang harus kamu cek:
-
Dana untuk apa?
-
Bisnisnya jelas atau tidak?
-
Ada standby buyer?
-
Track record manajemen
-
Seberapa besar dilusi?
14. Checklist Pemula Saat Ada Rights Issue
Simpan baik-baik:
-
Baca prospektus
-
Hitung potensi dilusi
-
Bandingkan harga RI vs pasar
-
Tentukan strategi: ikut, jual hak, atau lepas saham
-
Fokus ke bisnis pasca-RI
15. Cara Pandang yang Benar soal Rights Issue
Jangan tanya:
“Rights issue ini murah atau mahal?”
Tapi tanyakan:
“Apakah setelah rights issue, bisnisnya bisa tumbuh dan menghasilkan laba?”
Rights issue hanyalah alat.
Hasil akhirnya ditentukan oleh kinerja bisnis.
Penutup: Rights Issue Bukan Musuh Investor
Rights issue sering bikin pasar ribut, harga bergejolak, dan investor panik.
Padahal:
Investor yang paham logika rights issue justru biasanya lebih tenang saat yang lain panik.
Karena mereka tahu:
-
Mana penyesuaian harga
-
Mana risiko nyata
-
Mana peluang jangka panjang
Kalau kamu sudah sampai bagian ini, berarti kamu selangkah lebih maju dari banyak investor pemula lainnya.
by, Pareto Saham

0Komentar