Investasi di saham syariah kini menjadi pilihan populer bagi banyak investor Muslim di Indonesia, terutama yang ingin memastikan investasi mereka tetap sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan adanya saham syariah, kamu bisa berinvestasi secara aman tanpa melibatkan sektor-sektor yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Namun, bagaimana cara efektif untuk mengecek apakah suatu saham tergolong syariah atau tidak? Berikut panduan lengkapnya.

1. Apa Itu Saham Syariah?

Saham syariah adalah saham yang memenuhi kriteria syariah Islam, yang berarti perusahaan di balik saham tersebut tidak terlibat dalam bisnis yang dilarang, seperti riba, judi, minuman keras, dan industri lain yang tidak sesuai dengan prinsip Islam. Saham-saham ini juga dipantau dan diseleksi secara berkala oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan setiap enam bulan.

2. Mengapa Memilih Saham Syariah?

Selain menawarkan keamanan dari aspek syariah, saham-saham ini juga memiliki potensi pertumbuhan yang stabil. Sektor-sektor yang memenuhi kriteria syariah sering kali lebih fokus pada pertumbuhan jangka panjang, karena menghindari risiko berlebih yang bertentangan dengan prinsip syariah.

3. Cara Mengecek Daftar Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia

Untuk memastikan apakah suatu saham tergolong syariah, kamu dapat melakukan pengecekan langsung melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI):

  • Masuk ke situs resmi BEI di www.idx.co.id.
  • Pilih menu “Produk dan Layanan” lalu klik “Saham Syariah”.
  • Di halaman tersebut, kamu akan menemukan daftar saham syariah yang diperbarui secara berkala.

4. Menggunakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

ISSI adalah indeks yang mencakup semua saham syariah yang terdaftar di BEI, sehingga menjadi panduan awal yang praktis bagi kamu yang ingin melihat opsi saham syariah. Selain ISSI, indeks syariah lainnya seperti Jakarta Islamic Index (JII) juga menjadi acuan bagi investor yang mencari saham syariah berkapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.

5. Screening Saham Syariah melalui Kriteria Keuangan

OJK menetapkan sejumlah kriteria keuangan untuk saham syariah, di antaranya:

  • Rasio Utang Berbasis Bunga: Tidak boleh melebihi 45% dari total aset.
  • Pendapatan Non-Halal: Harus berada di bawah 10% dari total pendapatan.

6. Sektor Saham Syariah dengan Return Stabil

Beberapa sektor saham syariah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Berikut lima sektor utama yang memiliki performa stabil dalam jangka panjang:

  1. Sektor Konsumer
    Perusahaan di sektor ini seperti Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan Mayora Indah (MYOR) berhasil mencatatkan pertumbuhan stabil dari sisi pendapatan, karena tingginya permintaan akan kebutuhan pokok. Saham di sektor ini juga memiliki nilai likuiditas tinggi sehingga cocok untuk investasi jangka panjang​.

  2. Sektor Farmasi
    Saham syariah di sektor ini, seperti Kalbe Farma (KLBF), menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan adanya peningkatan permintaan produk kesehatan dan farmasi. Sektor ini juga relatif tahan terhadap fluktuasi ekonomi sehingga sering memberikan return yang stabil.

  3. Sektor Telekomunikasi
    Telkom Indonesia (TLKM) adalah salah satu saham syariah dari sektor telekomunikasi yang konsisten memberikan return yang stabil. Kebutuhan internet dan layanan komunikasi yang terus meningkat menjadikan saham ini populer di kalangan investor syariah.

  4. Sektor Pertambangan
    Beberapa saham di sektor ini, seperti Merdeka Copper Gold (MDKA), terus menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas. Kinerja perusahaan di sektor ini stabil karena kebutuhan akan logam mulia dan mineral lainnya cenderung tetap tinggi​

  5. Sektor Perkebunan
    Saham seperti Astra Agro Lestari (AALI) dari sektor perkebunan memiliki kinerja yang relatif stabil karena permintaan atas produk-produk perkebunan seperti minyak sawit. Meski memiliki volatilitas, perusahaan di sektor ini mampu mempertahankan return dengan cukup baik.

7. Cara Memastikan Suatu Saham Masih Sesuai dengan Kriteria Syariah

Setelah membeli saham syariah, penting untuk mengecek kembali secara berkala statusnya. Ini bisa dilakukan dengan memantau laporan keuangan terbaru serta memperhatikan daftar ISSI yang diperbarui setiap enam bulan sekali. Sebuah saham mungkin saja kehilangan status syariahnya jika terjadi perubahan signifikan dalam struktur bisnis perusahaan.

8. Tips Investasi di Saham Syariah

Beberapa tips agar investasi saham syariah kamu lebih optimal:

  • Diversifikasi Portofolio: Sebarkan investasi kamu di beberapa sektor untuk mengurangi risiko.
  • Pantau Perubahan Regulasi: Update secara rutin terhadap perubahan regulasi syariah dari OJK.
  • Konsultasi dengan Ahli Syariah: Jika ada keraguan, konsultasi dengan penasihat investasi yang ahli di bidang syariah dapat membantu.

Investasi di saham syariah tidak hanya memberikan ketenangan dari segi syariah, tetapi juga membuka potensi pertumbuhan finansial yang menarik. Dengan mengetahui langkah-langkah pengecekan dan memilih sektor yang memiliki return stabil, kamu bisa lebih yakin dalam menjaga nilai-nilai Islami di dalam portofolio investasi kamu.