Beberapa hari terakhir Saham DATA harganya naik tajam. Menimbulkan pertanyaan ada issue apa? kenapa Saham Data Naik tajam seketika? berikut analisa dan penjelasannya berdasarkan data yang terpublikasi.
Saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) melonjak tajam bahkan hingga 24% dalam beberapa hari terakhir setelah perusahaan menandatangani perjanjian kredit modal kerja senilai Rp250 miliar dengan Bank Central Asia. DATA mencatat kinerja keuangan solid sepanjang 2024 dengan rasio utang 0%, laba bersih tinggi, dan arus kas operasional positif. Kenaikan harga saham ini mencerminkan respons pasar terhadap potensi ekspansi yang dibiayai pinjaman, bukan sekadar euforia tanpa dasar.
Berikut ini penjelasan detailnya,
Bayangkan kamu punya bisnis yang lagi berkembang. Di satu sisi, kamu baru saja mencetak kinerja ciamik: margin tebal, utang nol, dan arus kas operasional positif. Tapi di sisi lain, kamu sadar, ekspansi butuh bensin ekstra: modal kerja. Di situlah PT Remala Abadi Tbk (kode saham: DATA) berada sekarang.
Tanggal 14 Juli 2025 lalu, perusahaan ini bersama anak usahanya PT PC 24 Cyber Indonesia menandatangani perjanjian kredit modal kerja senilai Rp250 miliar dari Bank Central Asia (BCA). Tapi ini bukan pinjaman sembarangan.
Nilai kredit ini setara dengan 95% dari total ekuitas perusahaan—membuatnya tergolong sebagai transaksi material (lebih dari 50% ekuitas) dan afiliasi (karena kesamaan pengendali). Lalu, apa artinya bagi investor? Mari kita bongkar satu-satu, dimulai dari data fundamental perusahaan hingga analisa dampaknya.
🧾 Kinerja Fundamental DATA: Laporan Keuangan 2024 yang Menarik Perhatian
🔹 Neraca (Balance Sheet) 2024
Mari kita mulai dari neraca. DATA mencatat total aset sebesar Rp381,204 miliar, terdiri dari:
-
Aset Lancar: Rp102,690 miliar
-
Aset Tetap (Fixed Assets): Rp238,985 miliar
-
Aset Non-Lancar lainnya: Rp278,514 miliar
-
Kas dan Setara Kas: Rp12,232 miliar
Di sisi liabilitas, DATA mencatat:
-
Liabilitas Jangka Pendek: Rp63,946 miliar
-
Liabilitas Jangka Panjang: Rp54,185 miliar
-
Total Liabilitas: Rp118,131 miliar
Sedangkan Ekuitas mencapai Rp251,208 miliar dengan:
-
Modal Disetor: Rp68,750 miliar
-
Laba Ditahan: Rp125,480 miliar
💡 Apa Artinya?
Struktur keuangan perusahaan ini sangat solid:
-
Debt to Equity Ratio (DER) = 0. Artinya, perusahaan tidak memiliki utang berbunga!
-
Dengan aset sebesar Rp381,204 miliar dan ekuitas Rp251,208 miliar, sekitar 65% aset perusahaan dibiayai oleh ekuitas—menunjukkan kekuatan internal yang kuat.
📊 Rasio Keuangan: Profitabilitas di Atas Rata-rata Industri
DATA bukan cuma sehat secara struktur modal, tapi juga impresif dari sisi profitabilitas:
Rasio Keuangan | Nilai |
---|---|
ROA (Return on Asset) | 25% |
ROE (Return on Equity) | 38% |
NPM (Net Profit Margin) | 28% |
OPM (Operating Profit Margin) | 42% |
GPM (Gross Profit Margin) | 76% |
Total Assets Turnover | 1x |
Angka-angka ini layak dibedah:
-
ROE 38% menandakan setiap Rp100 modal sendiri menghasilkan Rp38 laba bersih—ini luar biasa tinggi.
-
NPM 28% dan OPM 42% memperlihatkan efisiensi tinggi dalam operasional. Perusahaan berhasil mengubah penjualan menjadi laba dengan margin yang tebal.
-
GPM 76% mengindikasikan bahwa struktur biaya pokok penjualan sangat efisien—produk/jasa yang ditawarkan punya value tinggi terhadap harga jualnya.
💸 Arus Kas: Modal dari Operasional, Bukan Utang
Salah satu pilar penting dalam menilai fundamental adalah cash flow, dan DATA mencatat:
Arus Kas | Nilai |
---|---|
Operasional | Rp63,456 miliar |
Investasi | -Rp129,628 miliar |
Pendanaan | Rp69,910 miliar |
Kenaikan Kas Bersih | Rp3,738 miliar |
Kas Akhir Tahun | -Rp2,466 miliar (sebelum penyesuaian neraca akhir) |
Artinya:
-
Arus kas dari operasi positif sebesar Rp63,456 miliar → menunjukkan bahwa bisnis intinya sehat.
-
Arus kas dari investasi negatif (Rp129,628 miliar) → artinya perusahaan sedang agresif ekspansi, misalnya pembelian aset tetap baru.
-
Arus kas dari pendanaan positif (Rp69,910 miliar) → ini bisa berasal dari penerbitan saham baru atau pinjaman (mungkin sebagian untuk proyek sebelum kredit BCA ini cair).
🏦 Pinjaman dari BCA: Risiko atau Peluang?
Kredit Rp250 miliar = 95% dari ekuitas
Kredit ini tidak berdampak langsung terhadap kelangsungan usaha, menurut manajemen. Tapi secara akuntansi dan risiko, ini penting dicermati:
-
Jika utang ini diambil penuh, maka DER perusahaan bisa melonjak dari 0 menjadi sekitar 1x.
-
Beban bunga baru akan muncul, tergantung suku bunga pinjaman. Jika diasumsikan bunga 9% per tahun, maka estimasi biaya bunga tahunan = Rp22,5 miliar.
-
Bandingkan dengan laba bersih (berdasarkan EPS dan jumlah saham).
Perhitungan Laba:
-
EPS = Rp70
-
Book value = Rp183
-
Jumlah saham beredar = Modal disetor Rp68,750 miliar / nominal Rp100 = 687,5 juta lembar
-
Maka estimasi laba bersih tahun 2024:
Rp70 x 687,500,000 = Rp48,125 miliar
Jadi jika beban bunga Rp22,5 miliar, itu menyedot hampir 47% laba bersih tahunan. Namun, jika dana pinjaman mampu menghasilkan laba tambahan, maka ini bisa jadi katalis pertumbuhan, bukan risiko.
⚖️ Transaksi Afiliasi: Haruskah Investor Waspada?
Karena ini merupakan transaksi afiliasi—melibatkan entitas yang dikendalikan oleh pihak yang sama—investor perlu memastikan bahwa:
-
Penggunaan dana transparan
-
Tidak ada conflict of interest
-
Nilai wajar terjaga
Namun karena transaksi ini dilaporkan secara terbuka dan telah memenuhi keterbukaan informasi, maka selama manajemen bisa memberikan justifikasi penggunaan dana secara tepat guna, risiko ini bisa dimitigasi.
📌 Kesimpulan: Apakah DATA Layak Dilirik?
Berdasarkan data laporan keuangan 2024, posisi fundamental PT Remala Abadi Tbk sangat kuat:
✅ Tanpa utang berbunga (DER = 0)
✅ Laba tinggi (ROE = 38%)
✅ Arus kas operasional sehat
✅ Struktur ekuitas dominan terhadap aset
✅ Efisiensi operasional luar biasa (GPM 76%)
Namun dengan rencana penarikan kredit Rp250 miliar dari BCA, investor perlu memantau perkembangan penggunaannya. Jika dana digunakan untuk hal produktif seperti ekspansi yang menghasilkan margin tinggi (seperti yang terlihat dari OPM 42%), maka pinjaman ini justru bisa menjadi akselerator pertumbuhan.
🎯 Rekomendasi Analis:
Untuk investor jangka panjang, DATA patut masuk radar, khususnya jika perusahaan mampu mengelola dana pinjaman dengan optimal. Dengan struktur keuangan yang kuat dan profitabilitas tinggi, DATA punya potensi menjadi saham pertumbuhan berbasis fundamental kuat.
🔍 Catatan Penting untuk Investor Pemula:
-
Selalu cek rasio utang dan laba. DER = 0 dan ROE = 38% adalah sinyal bagus.
-
Perhatikan EPS dan Book Value → Rp70 dan Rp183, ini bisa jadi acuan valuasi.
-
Pantau arus kas. DATA punya operating cash flow positif, artinya bisnis utama menghasilkan uang.
-
Hati-hati dengan transaksi afiliasi, tapi kalau dikelola baik, bisa menjadi peluang.
📎 Sumber Data:
-
Laporan Keuangan 4Q 2024 (Sumber: BEI & aplikasi finansial saham)
-
Keterbukaan Informasi Resmi – IQPlus (16 Juli 2025)
-
Estimasi perhitungan laba, EPS, dan efek pinjaman
Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang analisa saham berbasis data dan strategi value investing, yuk lanjut baca di:
👉 Pareto Saham – Analisa Saham Fundamental Terkini
Kalau artikel ini berguna, share ke teman investor pemula lain yang butuh insight jernih sebelum ambil keputusan beli saham ya!
Disclaimer:
Seluruh informasi dan analisis yang disajikan dalam artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan umum di bidang pasar modal. Informasi tersebut bukan merupakan bentuk saran, rekomendasi, atau ajakan untuk melakukan transaksi jual beli saham maupun instrumen keuangan lainnya. Penulis dan pihak www.paretosaham.com tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan informasi dalam artikel ini. Pembaca diharapkan untuk melakukan analisis secara mandiri dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan investasi.
0Komentar