Misalnya nih kamu seorang investor yang baru saja mulai mengenal dunia tambang dan logam mulia. Di satu sisi kamu melihat harga emas global merangkak naik, di sisi lain kamu mendengar kata-kata besar seperti “HPAL”, “bijih limonit”, dan “sublevel cave” berseliweran di laporan keuangan. Ribet? Bisa jadi. Tapi mari kita kupas tuntas satu nama besar di sektor tambang Indonesia yang baru saja mencetak hasil mengejutkan di awal tahun 2025: PT Merdeka Copper Gold Tbk (kode saham: MDKA).
Di kuartal pertama 2025 (1Q25), MDKA mencatatkan performa yang, secara keseluruhan, melampaui ekspektasi pasar. Apa saja sorotan utama dan bagaimana kita sebagai investor harus menyikapinya?
Berikut Analisa Saham MDKA Terbaru, berbasis data laporan kuartal 1.
Pendapatan Turun, Tapi Laba Justru Muncul: Kok Bisa?
Secara garis besar, pendapatan MDKA di 1Q25 tercatat sebesar US$366 juta, turun 18% secara tahunan (YoY) dan 21% secara kuartalan (QoQ). Sekilas ini mungkin terlihat negatif, tapi angka tersebut sebenarnya masih sesuai dengan ekspektasi analis — baik internal maupun konsensus pasar.
Yang menarik, justru terjadi pada kinerja operasional yang lebih dalam, yakni EBITDA. EBITDA adalah ukuran laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, yang memberi gambaran tentang kekuatan operasional perusahaan.
Di 1Q25, MDKA mencetak EBITDA sebesar US$89 juta, naik 57% YoY, meskipun turun 18% QoQ. Artinya, walau pendapatan turun, perusahaan mampu mengelola operasional dengan efisien — terutama karena kinerja solid di segmen emas.
Namun, anak usaha MDKA di bidang nikel, yaitu MBMA, menunjukkan performa yang kurang menggembirakan. EBITDA MBMA di 1Q25 hanya US$31 juta, memang naik 17% YoY, tetapi turun cukup tajam 36% QoQ dan berada di bawah ekspektasi, yakni hanya 17% dari estimasi internal dan 15% dari konsensus.
Kenapa bisa begitu?
Akar Masalah MBMA: Cuaca Buruk, Produksi Terhambat
Kinerja lemah MBMA ternyata berasal dari segmen penjualan bijih nikel — khususnya bijih limonit. Volume penjualan limonit pada kuartal ini hanya mencapai 13% dari target FY25F. Kenapa?
Karena curah hujan tinggi selama 1Q25 menyebabkan produksi melambat. Selain itu, biaya tunai (cash cost) untuk memproduksi nikel juga lebih tinggi dari perkiraan, sehingga margin keuntungan makin tertekan.
Di Sisi Lain, Emas Bersinar Terang
Berbeda dengan nikel, unit emas MDKA mencetak kinerja yang jauh lebih memuaskan.
Volume penjualan emas MDKA mencapai 35% dari target FY25F — jauh di atas ekspektasi analis.
Tak hanya itu, biaya tunai untuk menambang emas juga lebih rendah dari yang diperkirakan, sehingga margin laba membaik. Gabungan faktor ini menjadikan segmen emas sebagai tulang punggung utama penyumbang EBITDA pada kuartal ini.
Laba Bersih: Mengejutkan, tapi Positif
Berkat performa emas yang kuat, MDKA berhasil mencatatkan sedikit laba bersih inti sebesar US$0,3 juta di 1Q25. Meski kecil, ini tetap luar biasa karena melampaui ekspektasi analis yang justru memproyeksikan kerugian bersih untuk tahun ini.
Sementara itu, MBMA mencatat kerugian bersih inti sebesar US$0,6 juta, juga lebih buruk dari proyeksi awal yang mengharapkan laba.
Proyeksi FY25: Masih Ada Harapan
Setelah melihat hasil 1Q25, para analis melakukan revisi terhadap proyeksi FY25 (Full Year 2025).
Untuk MDKA:
-
Proyeksi kerugian bersih FY25F direvisi turun dari US$8,8 juta menjadi hanya US$0,2 juta, atau mendekati break even point.
-
Hal ini disebabkan oleh revisi naik volume penjualan emas sebesar 6%, dari proyeksi awal menjadi 112.000 ons.
-
Angka ini berasal dari penjualan sisa produksi 2024 yang belum terjual.
-
Namun, proyeksi produksi emas untuk 2025 tetap di angka 106.000 ons.
Untuk MBMA:
-
Tidak ada perubahan proyeksi FY25. Analis masih memegang pandangan bahwa kinerja MBMA akan membaik ke depan.
Kuartal Selanjutnya: Nikel Naik, Emas Turun?
Kalau kita tengok lebih jauh, ada dinamika menarik ke depan:
-
MBMA diproyeksikan mencetak laba di kuartal-kuartal mendatang, karena volume penjualan limonit akan meningkat.
-
Hal ini akan didorong oleh operasional pabrik pengolahan bijih yang mulai aktif, menyuplai bahan baku ke HPAL ESG dan HPAL Meiming.
Sebaliknya, MDKA diperkirakan mengalami penurunan laba, karena:
-
Penurunan kadar emas (ore grade) yang ditambang.
-
Biaya tunai naik karena royalti baru yang mulai berlaku pada 26 April 2025.
-
Harga emas juga diprediksi kembali normal, setelah beberapa waktu berada di harga premium.
Proyek Pani dan TB Copper: Masa Depan MDKA
Nah, ini bagian yang sangat menarik untuk investor jangka menengah-panjang.
Proyek Tambang Emas Pani
-
Hingga pertengahan Juni 2025, progres heap leach sudah mencapai 65%.
-
Target penyelesaian proyek masih on track di kuartal IV 2025 (4Q25).
-
Penumpukan material dan penuangan emas pertama diperkirakan terjadi di kuartal I 2026 (1Q26).
Proyek Tambang Tembaga TB Copper
-
MDKA akan merilis Pre-Feasibility Study (PFS) terbaru di paruh kedua 2025 (2H25), sedikit molor dari target awal di 2Q25.
-
Dalam PFS terbaru, cadangan bijih akan naik 65%, dari 289 juta ton (Mt) menjadi 477Mt.
-
Laju produksi metode sublevel cave (SLC) juga akan ditingkatkan dari 4 juta ton per tahun (Mtpa) menjadi 6Mtpa.
Kedua proyek ini menunjukkan komitmen MDKA untuk terus ekspansi dan diversifikasi, tak hanya bergantung pada emas, tapi juga tembaga dan nikel sebagai penopang masa depan.
Rekomendasi Saham: BUY, Target Price Naik
Dengan mempertimbangkan semua hal di atas, analis mempertahankan rekomendasi BUY untuk 3 bulan dan 12 bulan ke depan.
Bahkan, target harga (TP) saham MDKA dinaikkan menjadi Rp2.450 per saham, mencerminkan optimisme terhadap:
-
Pemulihan kinerja MBMA
-
Stabilitas dan pertumbuhan sektor emas MDKA
-
Potensi besar dari proyek Pani dan TB Copper
Insight Akhir MDKA, Antara Realita & Harapan
Kalau kamu baru belajar investasi dan ingin memahami cara kerja perusahaan tambang besar seperti MDKA, laporan ini memberi pelajaran penting:
-
Kinerja keuangan tidak selalu bergantung pada pendapatan saja. EBITDA dan efisiensi operasional sangat krusial.
-
Sektor tambang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cuaca, harga komoditas, dan regulasi.
-
Diversifikasi aset dan proyek jangka panjang adalah kunci bertahan di industri tambang.
Meski tantangan masih ada, terutama dari sisi nikel dan harga emas yang mulai menyesuaikan, MDKA menunjukkan kapasitas untuk bertahan, bangkit, dan tumbuh lebih kuat.
Buat kamu yang mencari saham sektor tambang dengan potensi upside, prospek jangka panjang, dan strategi ekspansi agresif — MDKA layak masuk watchlist-mu.
Sumber data : Laporan Keuangan PT. Merdeka Copper Gold Tbk. atau Saham MDKA Kuartal 1 di www.idx.co.id
0Komentar