Analisa Fundamental Terbaru Saham TOWR

Bayangkan kamu sedang berinvestasi di sebuah perusahaan infrastruktur yang menopang jaringan telekomunikasi Indonesia. Perusahaan ini bukan penyedia layanan seperti Telkomsel atau XL, tapi merekalah yang menyewakan menara telekomunikasi tempat sinyal dipancarkan. Itulah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), salah satu pemain terbesar di sektor ini.

TOWR baru saja merilis laporan keuangan kuartal I 2025 (1Q25). Hasilnya? Tidak mengejutkan, tetapi tetap penting untuk dicermati — terutama bagi kamu yang sedang mempertimbangkan untuk menambah atau mempertahankan portofolio di saham ini.

Mari kita bedah bersama satu per satu, Analisa Fundamental Saham TOWR dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.


Pendapatan Tumbuh, Tapi Sedikit Tertekan Secara Kuartalan

Pada 1Q25, TOWR mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,208 miliar. Angka ini naik 5,3% secara tahunan (YoY) namun sedikit turun 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ).

Kalau dibandingkan dengan target tahunan, pendapatan ini sudah mencapai 23,9% dari proyeksi dan 24,3% dari konsensus analis pasar untuk FY25. Artinya, secara umum, kinerja TOWR sesuai dengan ekspektasi pasar.

Apa yang mendukung pertumbuhan pendapatan ini?

Dua hal utama:

  1. Ekspansi portofolio menara.

  2. Pertumbuhan stabil di segmen serat optik (fiber optic).


Menara Bertambah, Tapi Tenancy Ratio Sedikit Menurun

Selama kuartal pertama 2025, TOWR menambah 106 menara baru, menjadikan totalnya menjadi 35.506 menara. Ini berarti naik 0,3% dibandingkan kuartal sebelumnya dan naik 14,4% dibandingkan tahun lalu.

Namun, jumlah penyewa (tenants) stagnan secara QoQ di 58.000, walaupun masih naik 7,2% YoY. Tenancy ratio—alias rasio jumlah penyewa terhadap jumlah menara—turun tipis dari 1,64x menjadi 1,63x. Penurunan ini disebabkan oleh konsolidasi operator telekomunikasi, alias penggabungan beberapa pemain di industri ini yang membuat kebutuhan akan menara sedikit berkurang.


Serat Optik: Investasi Infrastruktur yang Konsisten

Dari sisi infrastruktur jaringan, TOWR terus memperluas jaringan serat optiknya. Hingga akhir Maret 2025, panjang jaringan fiber optic milik TOWR tercatat mencapai 265.507 km. Ini naik 1,1% QoQ dan tumbuh signifikan 20,2% YoY.

Investasi ini menunjukkan komitmen TOWR untuk tetap menjadi pemain penting dalam ekosistem konektivitas Indonesia, terutama dalam mendukung jaringan 5G dan kebutuhan data yang terus meningkat.


Margin Tergerus Biaya Operasional dan Penyusutan

Namun, tidak semuanya berjalan mulus. Meskipun pendapatan tumbuh, margin laba TOWR mengalami tekanan. Biaya operasional (Opex) dan beban penyusutan dan amortisasi (D&A) meningkat, yang menyebabkan margin EBIT turun menjadi 55,6% dari sebelumnya 59,6% di 1Q24.

Margin EBITDA juga menurun menjadi 79,2% (vs 83,5% di 1Q24). Sementara itu, EBITDA secara nominal tercatat Rp2.541 miliar, turun 0,1% YoY dan 6,0% QoQ. Meski turun, angkanya masih sesuai estimasi — yakni 22,7% dari target dan 23,1% dari konsensus analis.


Laba Bersih Tetap Positif, Dibantu Penurunan Biaya Keuangan

Di tengah tekanan margin, TOWR masih mampu mencetak laba bersih sebesar Rp803 miliar, naik tipis 0,7% YoY, meskipun turun 4,2% dibandingkan 4Q24. Margin laba bersih juga sedikit tergerus, turun 0,9 poin persentase menjadi 25,0%.

Apa yang menyelamatkan laba bersih?

Salah satunya adalah penurunan biaya keuangan, yang turun 7,2% QoQ menjadi Rp829 miliar, meskipun masih naik 16,7% YoY. Ini artinya, meskipun beban bunga tetap tinggi, manajemen berhasil melakukan efisiensi dalam pengelolaan utang atau mungkin juga refinancing dengan suku bunga lebih baik.


Posisi Kas Menguat, Tapi Gearing Masih Tinggi

Yang cukup menarik adalah posisi kas perusahaan yang melonjak 112,8% QoQ menjadi Rp2.001 miliar, atau naik 76,7% YoY. Ini bisa memberikan fleksibilitas tambahan bagi perusahaan dalam mendanai operasional atau ekspansi.

Namun, utang bersih perusahaan masih tinggi, dengan net gearing sebesar 257,9% dan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 5,0x. Artinya, TOWR tetap sangat leveraged — ini perlu diperhatikan oleh investor yang konservatif terhadap struktur permodalan.


Merger EXCL-FREN: Pisau Bermata Dua

Salah satu isu penting bagi TOWR ke depan adalah dampak dari merger antara EXCL (XL Axiata) dan FREN (Smartfren). Konsolidasi ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan.

Manajemen TOWR memperkirakan akan terjadi 700 pergantian sewa (relokasi atau penghentian sewa menara) selama 2025, mirip dengan dampak merger Indosat-Hutchison (IOH) pada tahun sebelumnya. Efek dari merger EXCL-FREN diprediksi akan mulai terasa pada paruh kedua 2025 (2H25).

Negosiasi kontrak dengan XLS (hasil merger EXCL-FREN) juga masih berjalan lambat. Tidak seperti merger sebelumnya yang lebih mulus, proses ini sekarang dipimpin oleh manajemen Smartfren yang cenderung lebih hati-hati.


Konektivitas: Pilar Baru Pertumbuhan

Walaupun kontribusi konektivitas masih kecil — hanya ~11% dari pendapatan 1Q25 — manajemen melihat segmen ini sebagai pendorong pertumbuhan di masa depan.

Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengakuisisi perusahaan bernama Remala Abadi (DATA IJ, NR) yang diperkirakan akan dikonsolidasikan paling lambat pada kuartal 3 2025 (3Q25). Fokus Remala bukan bersaing dengan Telkom atau XL sebagai ISP, tapi menyasar pasar B2B dan B2G (business to business dan business to government), terutama dalam hal konektivitas berbasis fiber.

Langkah ini cerdas karena membantu meningkatkan pemanfaatan jaringan serat optik yang sudah ada, sekaligus membuka jalur pendapatan baru tanpa mengganggu pasar ritel.


Right Issue: Tambahan Modal yang Harus Dicermati Investor

TOWR berencana menerbitkan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 15 miliar lembar, setara dengan 22,72% dari total saham beredar saat ini.

Tanggal pentingnya:

  • Cum-rights date: 1 Juli 2025

  • Ex-rights date: 2 Juli 2025

Namun, hingga artikel ini ditulis, manajemen masih menunggu persetujuan dari OJK, yang diperkirakan keluar akhir Juni. Dana dari rights issue ini diharapkan masuk pada Juli 2025. Struktur final rights issue akan diumumkan setelah pernyataan efektif diterbitkan.

Sebagai investor, kamu harus memperhatikan perkembangan rights issue ini karena berpotensi menyebabkan dilusi kepemilikan jika tidak ikut menebus. Namun di sisi lain, rights issue bisa menjadi peluang menambah kepemilikan dengan harga diskon.


Kesimpulan: Tetap Solid, Tapi Waspadai Risiko Konsolidasi

Dengan semua data dan narasi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa TOWR masih merupakan perusahaan yang solid secara fundamental. Infrastruktur tumbuh, pendapatan stabil, dan strategi ke depan cukup jelas: memperkuat konektivitas sambil tetap menjaga inti bisnis menara.

Namun, ada risiko yang perlu dicermati:

  1. Konsolidasi EXCL-FREN bisa menurunkan tenancy ratio dan memengaruhi pendapatan sewa.

  2. Utang yang tinggi tetap jadi beban, terutama di tengah potensi kenaikan bunga acuan.

  3. Rights issue bisa menjadi pisau bermata dua bagi investor ritel.


Rekomendasi Analis: HOLD untuk Jangka Pendek, BUY untuk Jangka Panjang

Analis memberikan rekomendasi:

  • 3 bulan (3M): HOLD

  • 12 bulan (12M): BUY

Dengan target harga (TP) sebesar Rp680, ada potensi upside jika TOWR mampu mengelola dampak merger dan memaksimalkan segmen konektivitas.


Insight akhir Untuk Kamu yang Pemula, Apa Artinya Ini?

Kalau kamu baru mulai investasi, saham TOWR bisa menarik jika kamu mencari perusahaan dengan pendapatan stabil dan berada di sektor infrastruktur digital yang terus berkembang.

Namun, karena adanya rights issue dan risiko konsolidasi, pendekatannya perlu cermat. Pahami bahwa pasar akan menilai ulang valuasi TOWR dalam beberapa bulan ke depan, tergantung bagaimana manajemen menyelesaikan tantangan merger dan bagaimana dana rights issue digunakan.

Kalau kamu investor jangka panjang yang siap sabar dan paham risiko, TOWR layak untuk dimasukkan ke dalam radar investasi.


Jika kamu ingin mendapat insight seperti ini setiap minggu dan diskusi saham yang mendalam lainnya, kamu bisa bergabung sebagai member Pareto Saham. Langsung klik di sini untuk terhubung via WhatsApp dan bergabung hari ini juga.

note :

Sumber Data : Laporan Keuangan Emiten TOWR di https://www.idx.co.id/