Pernah ga kamu lagi jalan-jalan ke stasiun atau bandara. Terus di sana, nemuin layar-layar digital menampilkan iklan yang penuh warna dan interaktif. Nah, itulah salah satu medan pertempuran PT Era Media Sejahtera Tbk, atau yang dikenal dengan kode saham DOOH. Di tengah hiruk pikuk industri media digital dan periklanan luar ruang (Digital Out-of-Home/DOOH), perusahaan ini perlahan tapi pasti sedang menyiapkan loncatan besar.
Kali ini, kita akan mengupas tuntas strategi dan kinerja saham DOOH. Bukan sekadar angka, tapi penjelasan lengkap tentang bagaimana perusahaan kecil ini mulai menegaskan posisi sebagai pemain masa depan di sektor media digital Indonesia. Yuk simak sampai selesai pemaparan Analisa Fundamental Saham DOOH terbaru pasca rilis laporan keuangannya dan RUPS.
📊 Kinerja Keuangan: Laba Naik 340%, Tapi Masih Tanda Tanya?
Pada tahun 2024, DOOH mencetak laba bersih sebesar Rp1,247 miliar. Angka ini memang sedikit berbeda dari angka sebelumnya yang disebut Rp1,92 miliar, kemungkinan karena beda versi laporan (audited vs preliminary). Tapi tetap saja, kenaikan laba ini signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Net Profit Margin DOOH tercatat sebesar 7,09%, dengan laba bersih Rp1,247 miliar dari total penjualan Rp30,82 miliar.
Ini menunjukkan efisiensi mulai membaik.
Sementara itu, penjualan (sales) DOOH tercatat sebesar Rp30,82 miliar, dan operating profit sebesar Rp1,874 miliar, menghasilkan Operating Profit Margin sebesar 6,08%.
Artinya, dari setiap Rp100 penjualan, sekitar Rp6 bisa disisihkan sebagai laba operasional.
💰 Aset dan Struktur Modal: Perusahaan Kecil, Tapi Sehat?
-
Total Aset: Rp281,6 miliar
-
Liabilitas: Rp61,43 miliar
-
Ekuitas: Rp220,2 miliar
Ini artinya struktur permodalan DOOH cukup solid. Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan hanya sekitar 0,28x, tergolong rendah. Perusahaan ini minim utang, dan ini memberi fleksibilitas tinggi untuk ekspansi tanpa tekanan bunga pinjaman.
Namun yang menarik: Cash Flow negatif Rp-2,745 miliar. Artinya, meskipun perusahaan untung secara akuntansi, tapi secara kas belum sepenuhnya sehat. Ini bisa disebabkan oleh investasi atau penundaan penerimaan kas dari klien.
📈 Rasio Valuasi: PER 322x, Apakah Ini Mahal?
Di sinilah kita masuk ke bagian paling menarik dari analisa saham DOOH: valuasi.
-
Price to Earnings Ratio (PER): 322,45x
-
Price to Sales Ratio (PSR): 24,86x
-
Price to Book Value Ratio (PBV): 3,20x
PER 322x sangat tinggi. Biasanya, PER normal untuk sektor media berkisar antara 15–30x. Ini berarti pasar menilai DOOH sangat tinggi dibandingkan laba saat ini—karena ekspektasi bahwa laba ke depan akan naik tajam.
PER setinggi ini bisa berarti dua hal:
-
Investor optimistis terhadap masa depan DOOH—mereka percaya laba akan tumbuh signifikan.
-
Atau, harga sahamnya sudah terlalu tinggi dibandingkan kinerja saat ini.
Namun karena perusahaan ini sedang dalam fase transformasi dan pertumbuhan digital, pasar mungkin "memaklumi" valuasi tinggi sebagai bentuk spekulasi atas masa depan yang cerah.
📊 Rasio Lainnya: Menarik Tapi Perlu Hati-Hati
Beberapa metrik penting lain yang wajib dicermati:
Rasio |
Nilai |
Catatan Singkat |
Earning Per Share (EPS) |
Rp0,16 |
Laba per lembar saham,
tergolong rendah. |
Book Value Per Share |
Rp28,46 |
Nilai buku per saham, relevan
untuk PBV. |
Cash Flow Per Share |
-Rp0,35 |
Negatif, warning bagi
manajemen keuangan. |
Dividend Per Share |
Rp0 |
Tidak bagi dividen, dana
dialihkan ke ekspansi. |
Return on Equity (ROE) |
0,99% |
Masih rendah, belum maksimal
menghasilkan laba. |
Gross Profit Margin |
20,40% |
Cukup baik untuk bisnis jasa
media. |
Secara keseluruhan, DOOH punya struktur yang sehat, meskipun profitabilitas dan arus kas masih belum optimal. Tapi itu wajar untuk perusahaan yang sedang membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang.
📆 RUPST 2024: Tidak Bagi Dividen, Tapi Simpan Peluru
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 1 Juli 2025, manajemen memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih 2024.
Sebanyak Rp1,92 miliar laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan. Vicktor Aritonang selaku Direktur Utama menyatakan bahwa keputusan ini untuk memperkuat permodalan dan mempercepat ekspansi bisnis digital.
“Keputusan ini mencerminkan komitmen kami dalam memperkuat struktur permodalan guna memaksimalkan peluang pertumbuhan,” ujarnya.
Bagi investor jangka pendek, ini bisa jadi kurang menarik. Tapi untuk jangka panjang, ini adalah sinyal bahwa perusahaan sedang mempersiapkan lonjakan berikutnya.
🔮 Strategi 2025: AI, Teknologi, dan Lokasi Strategis
Melihat industri yang makin digital, DOOH menyusun strategi 2025 yang sangat progresif:
-
Ekspansi media luar ruang di lokasi premium (bandara, stasiun).
-
Pemanfaatan Artificial Intelligence dan data analytics untuk targeting iklan.
-
Kemitraan dengan startup lokal dan platform digital.
-
Kampanye berbasis programatik dan sosial media.
-
Penguatan konsultasi iklan dan pembangunan komunitas brand.
Langkah ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan industri periklanan digital sebesar 5,1% pada 2025, menurut laporan Dentsu. Artinya, DOOH sedang membangun kapal besar di gelombang yang mulai meninggi.
🌱 ESG dan SDGs: Investasi dengan Dampak Nyata
Selain sisi finansial, DOOH juga menaruh perhatian besar pada prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Perusahaan tengah mengembangkan:
-
Media digital ramah lingkungan, hemat energi.
-
Inisiatif mendukung SDGs, seperti inklusi digital dan keterlibatan komunitas.
Ini bukan hanya soal kepedulian sosial, tapi juga diferensiasi bisnis. Banyak brand besar kini memilih vendor iklan yang memenuhi standar ESG. Artinya, DOOH siap menyasar pasar korporat yang lebih premium.
DOOH adalah saham yang sedang naik daun. Dengan laba yang naik ratusan persen, strategi agresif di media digital, serta komitmen pada ESG, perusahaan ini memberi banyak alasan untuk dilirik.
Namun, PER yang sangat tinggi (322x) dan cash flow negatif tetap perlu diperhatikan oleh investor. Saham ini lebih cocok untuk investor jangka panjang yang percaya pada transformasi digital DOOH, bukan untuk spekulan jangka pendek yang mengincar dividen atau momentum cepat.
📌 Insight Akhir DOOH, Kecil tapi Tajam
Dalam dunia investasi, ada saham yang besar dan ramai, tapi pertumbuhannya lambat. Ada juga yang kecil dan belum banyak dilirik, tapi sedang berbenah diam-diam.
DOOH masuk ke kategori kedua.
Dengan laba naik 340%, strategi digital yang agresif, dan komitmen terhadap ESG, perusahaan ini mulai menunjukkan bahwa mereka bukan hanya ikut tren, tapi membentuk tren. Dan buat kamu yang ingin jadi investor cerdas, perusahaan seperti DOOH ini adalah ladang peluang—asal kamu sabar dan bisa melihat lebih dari sekadar angka hari ini.
Karena seperti kata Warren Buffet:
“The stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient.”
Kalau kamu ingin analisa saham lain yang mendalam dan dibahas dengan gaya yang mudah dipahami seperti ini, langsung aja klik dan hubungi admin kami lewat WhatsApp: 081226750793
Sumber Data : www.idx.co.id
0Komentar