Analisa Saham Bank Jago dan Prospeknya pasca rilis laporan Keuangan

Kalau kamu pernah mendengar kalimat, “yang kecil belum tentu lemah,” maka Bank Jago (kode saham: ARTO) adalah contoh sempurnanya di dunia perbankan digital Indonesia.

Di saat banyak bank besar tengah berjibaku menstabilkan pertumbuhan dana murah dan mengatur efisiensi biaya dana (cost of fund), Bank Jago justru tampil mengejutkan. Laporan keuangan kuartal II tahun 2025 (2Q25) menjadi bukti betapa tajamnya eksekusi strategi mereka.

Yuk kita bahas data-datanya satu per satu. Semua akan kita kupas dengan bahasa yang mudah dipahami tapi tetap berbobot, biar kamu yang baru belajar investasi pun bisa ikut nyambung.


🚀 Laba Naik 136% YoY: Ini Bukan Kenaikan Biasa

Bank Jago melaporkan laba bersih kuartal II-2025 sebesar Rp66,8 miliar, naik 10,8% dibanding kuartal sebelumnya (QoQ) dan melesat 136% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY).

Artinya, selama 6 bulan pertama 2025, total laba bersih Jago sudah mencapai Rp127 miliar—naik 242% dibandingkan semester I 2024!

📌 Catatan penting: Angka Rp127 miliar ini sudah mencapai 53% dari target analis internal untuk setahun penuh, dan 42% dari konsensus analis pasar. Sebagai perbandingan, pada semester I 2024 lalu pencapaiannya baru 39%. Artinya, performa 1H25 ini jelas melampaui ekspektasi.

Kita bisa simpulkan: Bank Jago sudah “ngebut” sejak awal tahun, dan ini memberikan ruang bagi pertumbuhan yang berkelanjutan di semester kedua 2025.


💰 NII & NIM: Makin Tajam Walau Hari Kerja Berkurang

Net Interest Income (NII) atau pendapatan bunga bersih, turun tipis 2,8% QoQ di 2Q25 karena jumlah hari kerja yang lebih sedikit. Tapi jika dilihat dari tahunan, justru naik signifikan sebesar +58% YoY. Ini adalah pertumbuhan NII YoY tertinggi kedua sejak 3Q22!

Total NII semester I 2025 mencapai Rp1,17 triliun, tumbuh 65% YoY dari semester I 2024. Kinerja ini menunjukkan kekuatan mesin utama pendapatan bank, yaitu margin bunga bersih (NIM).

📌 NIM gabungan di 2Q25 mencapai 8,1%, naik 90 basis poin (bps) dari 2Q24, meski turun 70 bps secara QoQ karena dampak musiman. Secara total semester, NIM berada di 8,4%—naik dari 7,3% pada 6M24. Meski masih di bawah panduan manajemen sebesar 9–10%, ini tetap mengindikasikan ekspansi imbal hasil yang sehat.


📊 PPOP: Naik 218% YoY, Meski Kuartalan Sedikit Turun

Pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) di 2Q25 turun 10% dibanding kuartal sebelumnya, karena pendapatan yang musiman lemah bertemu dengan biaya operasional (opex) yang naik 5,5% QoQ.

Tapi secara tahunan? PPOP 2Q25 melonjak 173% YoY, dan total semester I mencapai Rp572 miliar, naik 218% dibanding 6M24. Ini penting karena PPOP adalah indikator kekuatan operasional inti bank—dan Jago jelas makin “tangguh”.


🔐 Kualitas Aset: Stabil dan Di Bawah Rata-Rata Industri

Bank digital sering dituduh agresif tapi ceroboh dalam pemberian kredit. Tapi Jago membalik stigma itu.

  • Biaya kredit (cost of credit) stabil di angka 4% pada semester I 2025, sesuai panduan.

  • Di 2Q25, bahkan sempat turun ke 4,1% dari 4,6% di 1Q25.

  • Rasio Non Performing Loan (NPL) tetap stabil di 0,3%, baik secara QoQ maupun YoY. Bandingkan dengan rata-rata industri yang ada di 2,3% per Juni 2025.

  • Rasio Loan at Risk (LAR) juga stabil di 5,2% dari 5,1% di kuartal sebelumnya.

📌 Data ini menegaskan bahwa Jago mampu menjaga kualitas aset dengan sangat baik, bahkan lebih sehat dari bank-bank besar sekalipun.


🏦 Pertumbuhan Kredit & Dana Pihak Ketiga (DPK): Di Atas Target

📈 Kredit tumbuh 5,8% QoQ, 21% YTD, dan 37% YoY. Dengan target tahunan pertumbuhan kredit >30% YoY, Jago seolah menyiratkan: “Tenang, target kami aman.”

📌 Ini menandakan strategi penyaluran pinjaman tetap berjalan agresif namun sehat. Bahkan LDR (Loan to Deposit Ratio) naik ke 96% (panduan manajemen: 94–97%).

Sementara itu:

  • Total simpanan naik 10% QoQ dan 26% YTD

  • Deposito berjangka (TD) naik 11% QoQ dan 24% YTD

Namun, ini membawa konsekuensi...


⚠️ Risiko: CASA Turun, Tergantung TD Berbiaya Tinggi

Kalau ada satu hal yang menjadi perhatian adalah turunnya rasio CASA (Current Account Saving Account) dari 54% ke 51% QoQ (dibandingkan 61,2% pada semester I 2024). Kenapa ini penting?

CASA itu adalah dana murah. Semakin besar porsi CASA, semakin murah biaya dana bank. Nah, di 2Q25, pendanaan Jago lebih banyak berasal dari deposito berjangka (TD) yang bunganya lebih tinggi.

Walau biaya dana tetap stabil di 4,1%, ini bisa berisiko ke depannya kalau ketergantungan pada TD tidak segera dikurangi.

Tapi manajemen sudah aware. Mereka menyampaikan akan menurunkan ketergantungan pada deposito berbiaya tinggi, apalagi setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga baru-baru ini.


🔒 Terobosan Baru: Jadi Bank Kustodian untuk Aset Digital

Satu poin menarik lainnya: Jago baru saja mendapat izin regulator untuk jadi bank kustodian—khusus untuk aset digital seperti kripto. Jadi meskipun Jago tidak terlibat jual-beli kripto, mereka bisa menyimpan dana fiat milik pengguna platform kripto resmi. Fungsinya mirip rekening RDN di saham.

📌 Ini bukan hanya tambahan bisnis, tapi langkah visioner di tengah naiknya tren aset digital. Bisa jadi salah satu growth engine baru.


📌 Rangkuman Kinerja 2Q25 Bank Jago (ARTO):

Indikator Nilai YoY QoQ
Laba Bersih 2Q25 Rp66,8 miliar +136% +10,8%
Laba Bersih 6M25 Rp127 miliar +242% -
NII 6M25 Rp1,17 triliun +65% -2,8% (2Q25)
NIM 6M25 8,4% Naik dari 7,3% Turun dari 9,1%
PPOP 6M25 Rp572 miliar +218% -10% (2Q25)
Kredit +37% YoY +5,8% QoQ +21% YTD
CASA 51% Turun dari 61% -3% QoQ
NPL 0,3% Stabil Jauh di bawah industri
Biaya Kredit 4% Sesuai panduan -

🎯 Valuasi dan Rekomendasi: Sudah Saatnya Curi Start?

Dengan pencapaian kinerja yang jauh di atas ekspektasi—baik dari sisi laba bersih, pertumbuhan kredit, maupun kualitas aset—Bank Jago (ARTO) menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar bank digital biasa.

📊 Dari sisi valuasi, saat ini saham ARTO masih berada di level yang menurut kami belum sepenuhnya mencerminkan potensi pertumbuhan ke depan. Terutama jika kita melihat potensi mereka sebagai pionir infrastruktur keuangan digital, termasuk kustodian aset kripto.

Tapi pertanyaannya sekarang:

Masuk di harga berapa yang ideal? Dan keluar di harga berapa agar bisa cuan optimal?

➡️ Kami sudah menyusun analisa valuasi lengkap berdasarkan:

  • Proyeksi laba hingga akhir 2025,

  • Perkiraan Price to Book Value (PBV) ideal,

  • Simulasi target harga jangka pendek dan panjang,

  • Dan potensi reward vs risk-nya berdasarkan performa historis.

📌 Tapi… konten detail ini hanya kami bagikan kepada member Pareto Saham dan pelanggan konten premium.

Kalau kamu serius ingin tahu strategi entry & exit ARTO berdasarkan analisa valuasi berbasis data, kamu bisa gabung ke membership Pareto Saham atau beli konten premium eksklusif kami di hotline service Whatsapp: 081226750793

Jangan sampai nyesel masuk telat atau malah jual terlalu cepat. Ingat, yang cuan bukan cuma yang beli duluan, tapi yang tahu kapan harus bertahan.

Dengan kinerja semester I yang sudah menembus 53% dari target internal dan 42% dari konsensus analis, serta pertumbuhan kredit yang sudah 37% YoY, Bank Jago berada dalam jalur yang sangat sehat untuk melampaui target tahunannya.


🧠 Kesimpulan: Cocok Buat Investor Bertumbuh

Bank Jago adalah contoh nyata bagaimana bank digital bisa tumbuh pesat tanpa mengorbankan kualitas aset dan efisiensi biaya. Untuk kamu investor pemula yang ingin menambah portofolio saham dengan potensi pertumbuhan tinggi tapi tetap berfundamental baik, ARTO layak dipertimbangkan.

Tapi ingat ya, selalu sesuaikan dengan profil risiko kamu.

📝 Catatan Kaki:

  • Data berdasarkan laporan keuangan kuartal II 2025 PT Bank Jago Tbk (ARTO).

  • Estimasi dan target harga berdasarkan laporan analis pasar per Agustus 2025.

  • Disclaimer: Artikel ini bersifat edukatif dan bukan ajakan membeli atau menjual saham.