Bagi sebagian besar investor pemula, nama PT MNC Tourism Indonesia Tbk (IDX: KPIG) mungkin terdengar asing, padahal perusahaan ini merupakan bagian dari salah satu konglomerasi media dan hiburan terbesar di Indonesia, yaitu MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo. Sebelumnya, KPIG dikenal sebagai PT MNC Land Tbk, namun pada tahun 2025, perusahaan melakukan rebranding menjadi MNC Tourism untuk lebih merefleksikan fokus bisnisnya yang kini mengarah pada sektor pariwisata dan hospitality berskala internasional.
Bisnis Inti KPIG: Properti Premium dan Pariwisata
KPIG mengembangkan dan mengelola properti-properti premium, mulai dari hotel, resort, theme park, hingga kawasan ekonomi khusus (KEK). Aset-aset andalannya termasuk Park Hyatt Jakarta, MNC Lido City, dan kini Taman Kerthi Bali Semesta (KBS Park) di Bali. Dalam strategi jangka panjangnya, KPIG menargetkan menjadi salah satu pemimpin industri pariwisata di Asia Tenggara, dengan mengintegrasikan atraksi wisata kelas dunia dengan dukungan infrastruktur modern dan kemitraan global.
Akuisisi KIOS: Jalan Menuju Theme Park Terbesar di Asia Tenggara
Pada Selasa, 5 Agustus 2025, KPIG resmi mengumumkan aksi korporasi strategis:
Akuisisi 55% saham PT Kios Ria Kreasi (KIOS) yang memiliki hak pengelolaan atas lahan seluas 92,08 hektare di kawasan Taman Kerthi Bali Semesta, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali Barat.
Langkah ini bukan sekadar ekspansi lahan. Lokasi tersebut akan disulap menjadi proyek besar:
International Theme Park
Water Park
Resort Kelas Dunia
Semua fasilitas ini dirancang bekerja sama dengan salah satu operator theme park terbesar di dunia yang memiliki beragam Intellectual Property (IP) populer untuk segala usia. Meski nama mitra global ini belum diumumkan, spekulasi pasar mulai mengarah pada nama-nama besar seperti Universal Studios atau Disney.
Kenapa Bali Barat?
Secara historis, Bali Barat adalah kawasan yang belum sepadat Bali Selatan (Kuta, Seminyak, Nusa Dua). Namun, kawasan ini memiliki potensi alam luar biasa dan akses yang mulai terbuka. Salah satu kunci pengembangan kawasan ini adalah:
Jalan Tol Jagat Kerthi Bali
Pembangunan jalan tol baru oleh PT Tol Jagat Kerthi Bali akan menjadi jalan tol kedua di Bali setelah Bali Mandara. Uniknya, jalan ini akan:
Dapat dilalui sepeda motor
Dilengkapi jalur sepeda sepanjang puluhan kilometer
Saat ini, pembebasan lahan masih berlangsung dengan dukungan pemerintah. Bila rampung, akses dari bandara ke Bali Barat akan semakin cepat, dan ini akan menjadi katalis pertumbuhan wisatawan ke kawasan tersebut.
Proyeksi Dampak Akuisisi terhadap KPIG
Mari kita analisa dari sisi fundamental dan potensi jangka panjangnya:
Luas lahan 92,08 ha adalah aset besar yang jika dikembangkan optimal bisa menjadi sumber recurring income (pendapatan berulang) melalui:
Penjualan tiket
Hotel & resort
Penyewaan tenant (F&B, merchandise)
Kemitraan dengan operator global membawa dua nilai tambah:
Brand power: menarik wisatawan mancanegara
IP rights: menjadikan theme park lebih kompetitif melawan pemain lokal
Infrastruktur pendukung (tol baru) meningkatkan valuasi properti dan potensi ROI (Return on Investment) proyek.
Peningkatan valuasi KPIG di masa depan berpotensi terjadi, karena:
Aset tanah meningkat nilainya seiring pengembangan dan infrastruktur
Proyek menghasilkan pendapatan jangka panjang (multiplier effect)
Manajemen oleh MNC Group, yang punya rekam jejak membangun megaproyek seperti Lido City, menjadi jaminan bahwa proyek ini bukan sekadar mimpi, tapi rencana yang serius.
Komentar dari Direksi: Sinyal Positif
"Aksi korporasi ini menjadi tonggak penting bagi MNC Tourism dalam memperluas portofolio aset premium dan memperkuat posisi sebagai pemain utama pariwisata di Asia Tenggara..." — Hary Tanoesoedibjo, Direktur Utama KPIG & Executive Chairman MNC Group
Pernyataan ini bukan hanya retorika. Dengan gaya khas investor kawakan, pernyataan Hary Tanoe mencerminkan keyakinan akan strategi jangka panjang yang kuat.
Risiko yang Perlu Diperhatikan Investor
Tentu saja, sebagai investor yang bijak, kita perlu mempertimbangkan beberapa risiko:
Proyek jangka panjang: Theme park dan resort tidak dibangun dalam semalam. Butuh waktu bertahun-tahun hingga menghasilkan revenue signifikan.
Pembebasan lahan tol: Jika proses ini terhambat, aksesibilitas bisa terganggu.
Persaingan global: Proyek harus bisa bersaing dengan destinasi regional seperti Universal Studios Singapore atau Genting Malaysia.
Kondisi makroekonomi: Jika ekonomi global melemah, wisatawan mancanegara bisa turun.
Namun, dengan aset strategis dan pengelolaan oleh grup besar, risiko-risiko ini bisa dikelola.
Peluang bagi Investor Ritel
Jika Anda adalah investor pemula, mungkin bertanya: "Apakah saya harus beli saham KPIG sekarang?"
Jawaban singkatnya: tergantung profil risiko Anda dan jangka waktu investasi.
Saham KPIG saat ini lebih cocok bagi investor:
Bersabar menunggu hasil (jangka menengah-panjang 3-5 tahun)
Meyakini sektor pariwisata Indonesia akan bangkit pasca-pandemi
Tertarik dengan sektor properti wisata dan hospitality
Perlu diingat, proyek theme park ini bisa menjadi game-changer bagi KPIG. Jika sukses, valuasi perusahaan bisa melonjak seperti yang terjadi pada Genting Malaysia ketika pertama kali merilis theme park dan resort kelas dunia.
Kesimpulan: KPIG dan Masa Depan Pariwisata Indonesia
Akuisisi 55% saham KIOS oleh KPIG adalah langkah strategis jangka panjang yang bukan hanya memperluas portofolio aset, tapi juga memperkuat posisi KPIG sebagai pemain utama industri pariwisata di Asia Tenggara.
Dengan lokasi strategis di Bali Barat, dukungan infrastruktur tol baru, dan kerja sama dengan operator theme park kelas dunia, proyek ini punya semua komponen yang diperlukan untuk menjadi sukses besar.
Namun, seperti investasi jangka panjang lainnya, investor perlu bersabar dan memahami risiko yang menyertainya.
Bagi Anda yang ingin mulai berinvestasi dengan mindset ala Warren Buffett — melihat nilai jangka panjang dan fundamental kuat — KPIG bisa jadi salah satu saham yang layak masuk dalam watchlist Anda.
Sumber data:
Siaran pers KPIG, 6 Agustus 2025
Keterangan resmi Hary Tanoesoedibjo, Direktur Utama MNC Tourism
Catatan internal dan analisa tim Pareto Saham
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan membeli saham tertentu. Selalu lakukan riset pribadi atau konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum membuat keputusan investasi.
0Komentar