suasana pelayanan di RS SILOAM

Ada kalanya dalam hidup, kita harus berani melihat sesuatu bukan hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati. Begitu pula dalam dunia investasi. Angka-angka laporan keuangan mungkin terlihat dingin, kaku, bahkan menakutkan bagi pemula. Namun bila kita mampu membaca alurnya, ada kisah yang tersembunyi di balik setiap angka. Kisah tentang perjuangan, strategi, dan masa depan sebuah perusahaan.

Hari ini, mari kita berjalan bersama-sama menyibak kisah itu. Kisah tentang Siloam Hospitals International Tbk (SILO), salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di negeri ini. Mari simak hingga selesai Analisa Saham SILO pasca rilis laporan keuangan terbaru.


Laba Turun 30% YoY di 2Q25, Namun Tetap Tumbuh di Semester Pertama

Bayangkan seorang pelari marathon. Di tengah lintasan, ia tiba-tiba melambat karena medan menanjak. Bukan berarti ia kalah, tetapi ia sedang mengatur napas agar bisa mencapai garis akhir dengan lebih baik. Begitulah kira-kira kondisi SILO pada kuartal kedua 2025.

  • Laba bersih 2Q25: Rp211 miliar, turun 30% dibanding tahun lalu (YoY).

  • Laba bersih 1H25: Rp457 miliar, justru tumbuh 45% YoY.

Namun capaian ini masih di bawah ekspektasi: baru 38% dari konsensus analis dan 35% dari perkiraan Pareto Saham.

Mengapa bisa begitu? Ternyata, kuartal ini memang penuh tantangan. Pendapatan SILO hanya naik moderat, +3% YoY, dengan BOR (Bed Occupancy Ratio) 62,2%. Artinya, pertumbuhan pendapatan semester pertama hanya +2% YoY. Angka ini sesuai perkiraan, tetapi masih jauh dari ekspektasi pertumbuhan agresif.

Pihak manajemen menjelaskan, pelemahan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah hari produktif, serta penutupan beberapa akun asuransi swasta akibat piutang yang menumpuk dan tuntutan diskon tanpa ruang negosiasi.

Namun, ada satu hal yang menarik: bila tanpa dampak negatif dari masalah asuransi swasta, pendapatan 1H25 seharusnya bisa tumbuh 4,7% YoY. Angka ini bahkan lebih baik dibandingkan dua pesaing utamanya: MIKA dan HEAL.


Margin Terganggu oleh Perubahan Kasus Medis

Setiap rumah sakit ibarat sebuah kapal besar. Kadang cuaca bersahabat, kadang ombak datang tiba-tiba. SILO merasakan ombak itu dalam bentuk perubahan case mix.

  • GPM (Gross Profit Margin) 2Q25: 49,6%.

  • Turun 2,5% poin YoY, meski naik 1,8% poin QoQ.

Kenapa turun? Karena biaya obat-obatan meningkat, seiring semakin banyaknya kasus kemoterapi yang membutuhkan obat mahal. Jadi, meski pasien tetap datang, jenis layanan yang mereka butuhkan berbeda, dan ini menekan margin keuntungan.

Selain itu, Opex (biaya operasional) tumbuh +4% YoY pada 2Q25. Penyebabnya:

  1. Biaya sewa terkait First REIT meningkat.

  2. SILO gencar investasi di kapabilitas digital dan transformasi perusahaan.

Sekilas, kenaikan biaya ini bisa membuat wajah investor mengernyit. Namun bila kita melihat lebih jauh, investasi digital dan transformasi justru bisa menjadi pondasi pertumbuhan jangka panjang.


Bersaing di Tengah Pasar: SILO Unggul di Outpatient (OP)

Mari kita lihat persaingan di industri rumah sakit swasta. Ada tiga pemain besar: SILO, MIKA, dan HEAL. Masing-masing punya strategi berbeda.

  • Volume rawat inap (IP) SILO: turun 3% YoY di 2Q25.

    • Sama dengan MIKA (turun juga), tetapi tertinggal dari HEAL yang tumbuh +3% karena lebih kuat di pasien BPJS.

  • Pendapatan per hari IP SILO: stabil, kalah dari MIKA yang tumbuh +11% YoY.

Namun jangan buru-buru menghakimi. Ada sisi terang dari SILO:

  • Kunjungan rawat jalan (OP): naik +2% YoY.

    • Lebih baik dari HEAL (+1%) dan jauh di atas MIKA (-5%).

Pendapatan rata-rata per kunjungan OP pun naik +8% YoY, sejalan dengan MIKA (+6%), meski masih di bawah HEAL (+16%).

Di sinilah kita melihat strategi SILO yang menarik: memperkuat pangsa out-of-pocket (OOP) alias pembayaran langsung pasien tanpa melalui asuransi atau BPJS.

  • MIKA: cenderung bertumpu pada asuransi swasta.

  • HEAL: mengandalkan arus pasien BPJS.

  • SILO: memilih meningkatkan kontrol atas asuransi swasta, sekaligus memperbesar segmen OOP.

Kenapa ini penting? Karena segmen OOP lebih fleksibel, margin lebih sehat, dan lebih tahan terhadap negosiasi tarif.

📊 Ringkasan Kinerja SILO 2Q25

Indikator 2Q25 YoY 1H25 YoY Catatan
Laba Bersih Rp211 miliar -30% Rp457 miliar +45% Laba 1H25 masih tumbuh, tapi capaian baru 35–38% dari proyeksi analis.
Pendapatan Naik moderat +3% Pertumbuhan 1H25: +2% +2% Tertekan dampak asuransi swasta, tanpa itu seharusnya +4,7% YoY.
BOR (Bed Occupancy Ratio) 62,2% Stagnan Tingkat keterisian tempat tidur stabil, belum ada lonjakan signifikan.
Gross Profit Margin (GPM) 49,6% -2,5 ppt Naik QoQ 1,8 ppt, turun YoY karena kasus kemoterapi lebih banyak.
Opex (biaya operasional) +4% YoY Dipicu biaya sewa First REIT & investasi digital.
Volume Rawat Inap (IP) Turun -3% Sama dengan MIKA, kalah dari HEAL yang tumbuh +3%.
Pendapatan per Hari IP Stabil 0% Lebih rendah dari MIKA (+11% YoY).
Volume Rawat Jalan (OP) Naik +2% Lebih baik dari MIKA (-5%) dan HEAL (+1%).
Pendapatan per Kunjungan OP Naik +8% Sejalan dengan MIKA (+6%), di bawah HEAL (+16%).
Proyeksi Volume 2025F IP: -2% / OP: +1% YoY Pareto Saham revisi turun karena lemah di 1H25.
Proyeksi Pendapatan 2025F +16% YoY Tertinggi di industri (dibanding MIKA & HEAL).
Proyeksi GPM 2025F 49,3% -2,1 ppt Tertekan biaya gaji & pasokan medis.

Harapan Baru di Semester Kedua 2025

Seorang petani tahu, musim hujan dan kemarau akan datang silih berganti. Begitu pula dalam bisnis rumah sakit. Setelah 1H25 yang berat, SILO menaruh harapan besar pada 2H25.

Pareto Saham merevisi proyeksi volume pasien 2025 menjadi:

  • Rawat inap (IP): -2% YoY.

  • Rawat jalan (OP): +1% YoY.

Dampaknya, pertumbuhan pendapatan setahun penuh diperkirakan hanya +3% YoY.

Namun 2H25 punya potensi yang lebih cerah karena beberapa alasan:

  1. 3Q25 secara musiman lebih kuat (pasien biasanya meningkat setelah libur panjang).

  2. Ada low base effect dari tahun lalu, setelah penyelesaian masalah tarif asuransi swasta besar pada Juni 2024.

  3. Kapasitas baru akan dibuka: Surabaya Gubeng dan Lippo Village Oncology Centre pada 4Q25.

Selain pertumbuhan organik, SILO juga membidik akuisisi strategis. Mereka menyeleksi 5 dari lebih dari 30 peluang rumah sakit, fokus pada jaringan premium yang sudah EBITDA positif.

Untuk mendanai itu, SILO punya cadangan besar dari pinjaman sindikasi Rp14 triliun.

  • Rp3 triliun dialokasikan untuk akuisisi.

  • Rp11 triliun untuk buyback properti dari First REIT.


Prospek Jangka Panjang: Pertumbuhan Pendapatan Tertinggi di Industri

Lalu bagaimana dengan proyeksi tahun penuh 2025?

Pareto Saham memperkirakan:

  • Pertumbuhan pendapatan SILO 2025F: +16% YoY (tertinggi di antara peers).

  • GPM 2025F: 49,3%, turun 2,1% poin, karena kenaikan gaji dan biaya pasokan medis.

Sekilas menurun, tapi ada strategi jangka panjang:

  • Rumah sakit premium akan menjadi sumber margin baru lewat prosedur canggih dan ekuitas klinis yang lebih besar.

  • Rumah sakit non-premium akan didorong dengan efisiensi operasional dan manajemen case mix.

Memang, manfaatnya tidak langsung terasa. Tetapi bagi investor yang sabar, ini seperti menanam pohon. Hari ini kita menanam, esok baru bisa berteduh.


Insight Akhir - Membaca SILO dengan Mata Hati Investor

Jika kita hanya melihat angka Rp211 miliar laba kuartal kedua yang turun 30% YoY, mungkin kita akan kecewa. Tetapi bila kita membaca lebih dalam, ada narasi pertumbuhan yang tetap terjaga. Semester pertama masih mencatat kenaikan laba 45% YoY. SILO pun sedang berbenah, membangun pondasi digital, memperluas jaringan premium, dan merapikan hubungan dengan asuransi.

Dalam jangka pendek, hasilnya mungkin belum seindah yang diharapkan. Namun dalam jangka panjang, strategi ini bisa menjadi mercusuar yang membawa SILO tetap bersinar di tengah ketatnya persaingan rumah sakit swasta.

Sebagaimana dalam hidup, kadang kita harus menahan sabar, melewati jalan menurun, untuk kelak bisa menikmati puncak dengan lebih indah. Begitulah kisah SILO di 2025 ini.


Disclaimer

Artikel ini disusun hanya untuk tujuan edukasi dan informasi. Seluruh analisa dan opini yang disampaikan didasarkan pada data yang tersedia dari laporan keuangan, riset analis, dan sumber terpercaya lainnya pada periode terkait. Artikel ini bukan merupakan ajakan, saran, ataupun rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab masing-masing pembaca. Pasar saham memiliki risiko, dan hasil investasi di masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan.

📌 Catatan Sumber Data:
Data kinerja keuangan SILO 2Q25 atas publikasi www.idx.co.id dan proyeksi diperoleh dari laporan hasil riset Pareto Saham, estimasi konsensus analis, serta pengumuman resmi perusahaan.