Senin Sore 8 September 2025 kisaran jam 15.30 WIB, pasar modal Indonesia anjlok dan ya memang dari awal juga sebenarnya tidak sedang dalam kondisi prima. Sejak akhir Agustus 2025, IHSG sudah terguncang oleh aksi unjuk rasa nasional yang menuntut perubahan kebijakan ekonomi dan sistem perpajakan. Investor masih waspada, ibarat seseorang yang baru sembuh dari demam tinggi—sedikit saja kabar buruk bisa membuatnya drop lagi.
Lalu, kabar besar datang: Presiden Prabowo melakukan reshuffle kabinet. Nama-nama besar diganti, dan yang paling mengejutkan adalah Sri Mulyani Indrawati dicopot dari kursi Menteri Keuangan. Posisinya digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.
Bagi publik, mungkin ini hanya sekadar pergantian kursi menteri. Tapi bagi investor? Ini ibarat hilangnya jangkar kapal di tengah badai. Sri Mulyani bukan sekadar pejabat, ia adalah simbol kredibilitas ekonomi Indonesia di mata dunia.
Pasar yang Panik: IHSG Langsung Terseret Turun
Tak butuh waktu lama, berita itu langsung mengguncang lantai bursa. IHSG anjlok sekitar 1–1,3% hanya beberapa saat setelah pengumuman reshuffle. Rupiah pun ikut melemah, seolah menegaskan ketidakpastian yang sedang menghantui pasar.
Kenapa reaksinya begitu keras? Alasannya sederhana: kepercayaan.
Investor global sudah lama melihat Sri Mulyani sebagai figur kunci. Track record-nya dalam menjaga disiplin fiskal, reformasi pajak, hingga menghadapi krisis besar (seperti pandemi COVID-19) menjadi alasan kuat kenapa pasar percaya dengan stabilitas ekonomi Indonesia. Kehilangan sosok sekuat itu jelas meninggalkan pertanyaan besar: apakah kebijakan fiskal Indonesia akan tetap solid, atau justru berubah arah?
Latar Belakang: Pasar yang Sudah Rawan
Yang membuat situasi semakin parah, reshuffle ini datang di saat kondisi politik-ekonomi sedang rapuh.
-
29 Agustus 2025, IHSG tercatat turun 1,53% akibat aksi demonstrasi nasional yang mengguncang Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
-
Dalam sepekan, IHSG sempat merosot 2,27%, bahkan 3,34% pada pembukaan perdagangan 1 September.
Artinya, investor sudah dalam posisi “defensive”. Begitu muncul kabar pergantian Sri Mulyani, pasar bereaksi lebih keras karena sudah terbentuk trauma terhadap gejolak politik dan ekonomi sebelumnya.
Beda dengan Reshuffle di Masa Lalu
Jika melihat sejarah, sebenarnya reshuffle kabinet tidak selalu menimbulkan kepanikan pasar. Misalnya pada 27 Juli 2016, pengumuman reshuffle tidak berdampak signifikan terhadap IHSG. Studi akademik mencatat tidak ada abnormal return ataupun lonjakan volume trading yang berarti.
Namun konteks saat itu jauh berbeda: kondisi politik relatif stabil, dan figur yang diganti tidak sekrusial Sri Mulyani. Dengan kata lain, pasar masih bisa “tenang”.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Pergantian Kursi
Penurunan IHSG pasca reshuffle kali ini adalah hasil dari kombinasi faktor:
-
Hilangnya figur kredibel – Sri Mulyani menjadi simbol stabilitas fiskal yang diandalkan investor.
-
Ketidakpastian arah kebijakan – menteri baru belum teruji, sehingga pasar memilih wait and see dengan aksi jual.
-
Momentum politik yang rapuh – demo nasional sebelumnya membuat kepercayaan pasar rapuh.
-
Efek psikologis – investor global cenderung melihat Indonesia sebagai pasar emerging yang riskan terhadap instabilitas politik.
Singkatnya, pasar modal tidak hanya bergerak oleh angka-angka, tetapi juga oleh rasa percaya. Dan ketika jangkar kepercayaan itu dicabut, wajar jika IHSG terguncang keras.
Referensi Data
-
Reuters – Indonesia names Purbaya Yudhi Sadewa as new finance minister after Sri Mulyani removed (8 September 2025).
-
Reuters – Indonesia removes finance minister Sri Mulyani Indrawati, official says (8 September 2025).
-
IDN Financials – Protests hit Jakarta, IHSG and Prabowo’s brother stock tumble (29 Agustus 2025).
-
Wikipedia – August 2025 Indonesian protests.
-
Atlantis Press – The Presence of Structural Break in the Indonesian Capital Market as a Result of the Second Cabinet Reshuffle Announcement (2016).
0Komentar