Bayangkan sebuah perusahaan properti yang selama ini tidak terlalu diperbincangkan di pasar modal — proyeknya jalan, keuangan lumrah — tiba-tiba sahamnya melejit. Menjadi sorotan. Itulah kondisi yang dialami oleh REAL dalam beberapa hari terakhir. Banyak yang heran: kenapa tiba-tiba? Apa betul ada katalis baru? Dan apakah lonjakan ini didukung oleh fundamental atau hanya sentimen?

Mari kita ikuti kisahnya.


1. Pemicu: Sentimen Positif & Ekspektasi

Semua cerita besar saham biasanya diawali oleh ekspektasi. Di sini ada beberapa faktor eksternal yang menjadi trigger:

  • Ada penurunan suku bunga global yang diproyeksikan, termasuk dari The Fed, yang membuat biaya pinjaman menjadi turun.

  • Sektor properti dipercaya akan mendapat manfaat dari kondisi ini, terutama segmen perumahan menengah. Suku bunga rendah → KPR lebih terjangkau → permintaan properti bisa naik.

  • Ada kabar juga bahwa investor asing potensial memperhatikan saham REAL, sehingga investor lokal memborong sahamnya dalam beberapa hari terakhir. Ini memperkuat volume pembelian yang kemudian mendorong harga naik.


2. Momentum Teknikal

Tak hanya sentimen, grafisnya pun mendukung:

  • Harga saham REAL telah breakout dari resistance di level ~ Rp 85.

  • Volume perdagangan meningkat signifikan — indikator bahwa minat beli bukan sekadar rumor.

  • Saham ini bahkan mencatat level tertinggi sejak Januari 2022.

  • Target teknikal jangka menengah diperkirakan bisa menyentuh ~ Rp 137-150 jika momentum ini terus berjalan.


3. Fundamental: Apakah Ada Landasan yang Kuat?

Selalu penting untuk meneliti apakah lonjakan harga “didukung” oleh fundamental. Berikut data keuangan & rasio terkini dari REAL:

IndikatorNilai Terbaru / Tahun 2024 / Q1 2025Catatan dan Perbandingan
Pendapatan (Revenue)Tahun penuh 2024: ± Rp 115,9 milyar
Q1 2025: hanya ≈ Rp 1,7 milyar
Ada penurunan besar QoQ dan YoY di Q1 dibandingkan tahun penuh sebelumnya; menunjukkan proyek/prospek jangka pendek masih dalam tahap awal atau penjualan belum melesat.
Laba Bersih (Net Profit)Tahun 2024: ≈ Rp 24,1 milyar
Q1 2025: ≈ Rp 203,3 juta
Laba Q1 jauh menurun dibanding tahun penuh; margin pendek-jangka terpukul. Tapi laba tetap positif — ini poin penting untuk investor yang khawatir rugi.
MarginGross Margin tahun 2024: ~ 24,2 %
EBITDA Margin tahun 2024: ~ 21,7 %
Net Margin tahun 2024: ~ 20,8 %
Margin cukup sehat di tahun penuh; menunjukkan bahwa biaya dan beban operasi relatif terkendali ketika ukuran bisnis sudah lebih besar.
Rasio Nilai Buku / PBVNilai buku per saham (Book Value per Share): ≈ Rp 56,66 per lembar saham pada Q1 2025
PBV: ≈ 0,67x di Q1 2025
PBV < 1 menunjukkan saham dihargai di bawah nilai buku; bagi sebagian investor ini menarik karena dianggap “undervalued”.
ROE / ROAROE Q1 2025: sekitar 0,05 %
ROA Q1 2025: sekitar 0,05 % juga
Sangat kecil — menunjukkan bahwa modal yang ditanam masih belum menghasilkan kontribusi besar dalam jangka pendek.
Hutang dan EkuitasTotal Aset Q1 2025: ± Rp 378,2 milyar
Total Equity: ± Rp 376,0 milyar
Debt / Equity: sangat rendah (~ 0,01) karena beban hutang jangka panjang relatif kecil
Kondisi leverage yang konservatif → risiko keuangan lebih rendah jika terjadi gejolak.

4. Sinergi Antara Sentimen dan Fundamental: Apakah Wajar?

Dari data di atas, kita melihat gambaran bahwa:

  • Fundamental REAL tidak buruk, terutama dalam skala tahunan, dengan margin yang lumayan dan ekuitas yang besar dibanding hutang.

  • Namun, dalam jangka pendek (Q1 2025), ada tekanan: pendapatan sangat kecil dibanding tahun penuh, laba relatif kecil juga. Ini menunjukkan bahwa lonjakan harga saat ini belum (belum) didukung oleh peningkatan pendapatan atau laba yang besar dalam kuartal terbaru.

  • Nilai Buku yang cukup tinggi (Rp ~ 56,66) dan PBV < 1 bisa jadi penyebab investor menganggap saham ini “potensial undervalued”.

Jadi lonjakan harga terasa sebagai kombinasi dari sentimen yang sangat kuat (ekspektasi suku bunga turun, kemungkinan investor asing masuk, momentum teknikal) + beberapa faktor fundamental positif (nilai buku, margin bagus tahun penuh, modal yang relatif bersih hutang).


5. Tantangan dan Risiko: Catatan Penting

Meskipun cerita hari ini menarik, beberapa risiko yang harus diperhatikan:

  • Q1 2025 belum menunjukkan kinerja pendapatan & laba yang memukau — bisa jadi proyek-proyeknya masih dalam tahap pengembangan atau penjualan belum rampung.

  • Ekspektasi penurunan suku bunga global & domestik bisa meleset jika inflasi masih tinggi atau kondisi ekonomi global terganggu.

  • Volatilitas pasar properti dan suku bunga bisa memicu koreksi, terutama jika investor kecewa dengan laporan keuangan mendatang.

  • Target teknikal Rp 137-150 agak agresif jika fundamental di kuartal mendatang belum membaik secara signifikan.


Penutup: Apakah Lonjakan REAL Bisa Terus Berlanjut?

Dalam perspektif saya:

  • Jangka pendek: kemungkinan besar kenaikan masih bisa berlanjut selama sentimen tetap positif. Investor asing benar-benar masuk, berita suku bunga konsisten turun, dan volume perdagangan tetap tinggi akan mendukung.

  • Jangka menengah hingga panjang: kinerja keuangan selanjutnya (Q2, Q3) akan menjadi penentu. Jika revenue & laba bisa meningkat mengikuti ekspektasi, maka saham REAL punya peluang menjadi salah satu properti dengan performa terbaik. Tetapi tanpa itu, kenaikan bisa mengalami koreksi.


Insight Akhir

Kenaikan saham REAL yang dramatis bukan satu faktor saja, melainkan kombinasi: sentimen (suku bunga, investor asing, kepercayaan sektor properti) + momentum teknikal (breakout, volume, level harga) + fundamental yang cukup menarik di sisi nilai buku & marginnya, meski kuartal terbaru belum menunjukkan lonjakan besar dalam pendapatan/laba.


Sumber

  1. Laporan Keuangan Full Year 2024 PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).

  2. Laporan Keuangan Q1 2025 PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).

  3. Artikel berita pasar modal terkait pergerakan saham REAL, September 2025.