Bayangkan sebuah perusahaan seperti seseorang yang dulu pernah menabung sahamnya sendiri, lalu sekarang merasa saat yang tepat untuk membuka celengan tersebut dan melepasnya kembali ke pasar. Itulah yang sedang dilakukan PT Central Omega Resources Tbk (DKFT).
Pada 2014 lalu, DKFT melakukan aksi buyback saham, yaitu membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. Total saham yang berhasil dikumpulkan perusahaan saat itu mencapai 164,76 juta lembar saham. Buyback semacam ini biasanya dilakukan perusahaan untuk beberapa alasan, misalnya menjaga harga saham agar stabil, memberikan sinyal kepercayaan diri manajemen, atau memanfaatkan kas berlebih yang dimiliki.
Namun, perjalanan waktu membawa cerita baru. Hingga Maret 2025, DKFT masih menyimpan 124,76 juta lembar saham hasil buyback. Nah, kini perusahaan menyatakan siap untuk melepaskan seluruh saham buyback tersebut ke pasar.
Sebelum kita bahas lebih jauh, jika Anda ingin memahami kondisi bisnis dan prospek jangka panjang perusahaan, Anda bisa membaca ulasan lengkap di artikel berikut:
👉 Analisa Fundamental dan Prospek Saham DKFT
Bayangkan sebuah perusahaan seperti seseorang yang dulu pernah menabung sahamnya sendiri, lalu sekarang merasa saat yang tepat untuk membuka celengan tersebut dan melepasnya kembali ke pasar. Itulah yang sedang dilakukan PT Central Omega Resources Tbk (DKFT).
Pada 2014 lalu, DKFT melakukan aksi buyback saham, yaitu membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. Total saham yang berhasil dikumpulkan perusahaan saat itu mencapai 164,76 juta lembar saham. Buyback semacam ini biasanya dilakukan perusahaan untuk beberapa alasan, misalnya menjaga harga saham agar stabil, memberikan sinyal kepercayaan diri manajemen, atau memanfaatkan kas berlebih yang dimiliki.
Namun, perjalanan waktu membawa cerita baru. Hingga Maret 2025, DKFT masih menyimpan 124,76 juta lembar saham hasil buyback. Nah, kini perusahaan menyatakan siap untuk melepaskan seluruh saham buyback tersebut ke pasar.
Mengapa DKFT Melepas Saham Buyback?
Bagi investor pemula, mungkin muncul pertanyaan sederhana: kalau dulu dibeli, kenapa sekarang dijual?
Analogi gampangnya seperti ini: seseorang membeli emas dan menyimpannya bertahun-tahun. Saat harga dianggap menarik atau ada kebutuhan modal, emas itu bisa dijual kembali.
DKFT juga serupa. Dengan menjual saham buyback, perusahaan bisa:
Menambah likuiditas saham di pasar – lebih banyak saham beredar, lebih mudah diperdagangkan.
Mendapat tambahan dana – hasil penjualan saham buyback bisa dipakai untuk kebutuhan ekspansi atau memperkuat modal kerja.
Meningkatkan kepercayaan pasar – pelepasan buyback yang dilakukan transparan sesuai aturan OJK, menunjukkan tata kelola yang baik.
Bagaimana Mekanisme Penjualan Saham Buyback DKFT?
Proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan. DKFT menunjuk PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia sebagai pihak yang bertugas menjual saham hasil buyback tersebut.
Aturan dari OJK cukup ketat:
Penjualan hanya bisa dilakukan di Bursa Efek Indonesia.
Maksimal 20% dari total saham buyback boleh dilepas dalam satu hari perdagangan.
Transaksi hanya boleh dilakukan setelah 30 menit sejak pembukaan perdagangan, dan berhenti 30 menit sebelum penutupan.
Dengan demikian, pelepasan saham ini akan berlangsung bertahap dan transparan, tidak sekaligus besar-besaran.
Dampaknya untuk Investor
Sekarang pertanyaan penting: apa arti aksi ini bagi investor ritel?
Potensi Tekanan Harga Jangka Pendek
Dengan tambahan suplai saham di pasar, biasanya akan ada tekanan jual yang membuat harga saham bergerak lebih fluktuatif.Kesempatan untuk Koleksi Saham
Justru, bagi investor yang percaya dengan fundamental DKFT, kondisi ini bisa jadi momentum untuk masuk dengan harga yang relatif menarik.Sinyal Perbaikan Tata Kelola
Penjualan buyback yang sesuai aturan OJK menandakan manajemen DKFT mengikuti prinsip keterbukaan dan good corporate governance.
Insight Akhir
Pelepasan saham buyback sebesar 124,76 juta lembar saham oleh DKFT adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki sejak 2014. Bagi investor, ini bisa dilihat dari dua sisi: ada risiko fluktuasi harga, tapi juga ada peluang jika fundamental DKFT tetap solid ke depannya.
Referensi
Data bersumber dari keterbukaan informasi perseroan dan pemberitaan IQPlus
0Komentar