![]() |
Rekap Net Sell Asing di Bursa Efek Indonesia 17 Oktober 2025 sesi 1 |
Pasar saham Indonesia pada perdagangan sesi pertama Jumat (17/10) terpantau berada di bawah tekanan jual investor asing. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia atau idx.co.id, terdapat sejumlah saham dengan nilai net foreign sell (penjualan bersih asing) cukup signifikan, dipimpin oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO).
🔻 BUMI Jadi Primadona Aksi Jual Asing
Saham BUMI menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan total net sell mencapai 133,8 juta lembar saham. Sepanjang sesi I, investor asing tercatat menjual 342,26 juta saham BUMI, sementara pembeliannya hanya 208,4 juta saham. Tekanan jual yang besar ini mengindikasikan aksi ambil untung setelah sebelumnya saham BUMI mencatatkan kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir seiring sentimen harga batubara global.
🔻 ARCI dan GZCO Ikut Tertekan
Di posisi kedua, saham ARCI (Archi Indonesia) mencatat net foreign sell sebesar 74,42 juta saham, dengan volume jual mencapai 107,26 juta saham. Sektor tambang emas yang sedang tertekan akibat fluktuasi harga komoditas menjadi salah satu penyebab pelemahan minat beli asing.
Sementara itu, GZCO (Gozco Plantations) berada di posisi ketiga dengan net sell 62,82 juta saham. Total penjualan asing mencapai 177,07 juta saham, sedangkan pembeliannya hanya 114,24 juta saham. Meski harga CPO global tengah naik, tekanan jual asing pada GZCO bisa jadi disebabkan oleh aksi profit-taking setelah reli tajam pada minggu sebelumnya.
🧾 Saham-Saham Lain yang Masuk Daftar Jual Asing
Selain tiga besar di atas, beberapa saham lain yang juga dilepas asing dalam jumlah besar antara lain:
-
NSSS: -46,59 juta saham
-
HRTA: -44,66 juta saham
-
BMRI: -36,14 juta saham
-
LPKR: -33,26 juta saham
-
GTSI: -28,80 juta saham
-
MBMA: -23,73 juta saham
-
SMIL: -23,42 juta saham
Pergerakan saham perbankan besar seperti BMRI (Bank Mandiri) yang turut masuk daftar menunjukkan bahwa tekanan jual asing tidak hanya terjadi pada saham berkapitalisasi kecil, tapi juga saham blue chip.
📊 Sektor Pertambangan dan Properti Paling Terkena Dampak
Menariknya, dari daftar 20 besar net foreign sell, sebagian besar berasal dari sektor pertambangan, energi, dan properti. Hal ini mengindikasikan adanya rotasi sektor dari investor asing menjelang akhir pekan, di mana mereka cenderung mengamankan posisi di sektor-sektor yang sudah reli tinggi sebelumnya.
Beberapa saham properti seperti LPKR dan ATLA juga tercatat dalam daftar jual asing, mencerminkan masih lemahnya kepercayaan investor global terhadap prospek jangka pendek sektor properti di tengah suku bunga tinggi.
⚖️ Sementara BBRI Masih Jadi Magnet Pembelian Asing
Meski masuk daftar net sell, saham BBRI mencatat aktivitas perdagangan asing yang tinggi dengan 60,58 juta saham dijual dan 44,57 juta saham dibeli. Ini menunjukkan masih adanya minat beli kuat dari investor asing terhadap saham perbankan berfundamental kuat.
🔍 Kesimpulan
Secara keseluruhan, perdagangan sesi I di tanggal 17 Oktober 2025 menunjukkan bahwa investor asing masih cenderung berhati-hati. Sektor komoditas seperti batubara dan emas mengalami tekanan jual setelah penguatan signifikan, sementara sektor perbankan tetap menjadi pilihan defensif.
Investor domestik perlu mencermati apakah tekanan jual asing ini akan berlanjut hingga sesi II atau justru menjadi peluang akumulasi, terutama pada saham-saham berfundamental kuat yang mengalami koreksi sementara.
0Komentar