Sesi pagi IHSG bergerak sideways—grafik intraday menunjukkan indeks sempat menguat cepat lalu tertahan di rentang sempit hingga jeda makan siang. Begitu pasar buka kembali, tone berubah: kurva menanjak konsisten hingga penutupan. Pola ini tipikal “belanja bertahap” oleh pelaku besar—bukan spike sesaat—yang sejalan dengan data net buy asing yang positif.
Mengapa ini penting? Karena aliran dana asing sering menjadi leading indicator untuk tren jangka pendek. Saat asing belanja dengan ritme yang rapi di sesi II, dealer lokal biasanya mengikuti, memperkuat kenaikan di banyak saham penggerak indeks.
Arus Dana Asing: Siapa Diborong, Siapa Dilepas?
Top Foreign (1D)
Net Buy
-
BMRI: +Rp333,5 miliar
-
BBRI: +Rp302,7 miliar
-
BRMS: +Rp237,4 miliar
-
AMMN: +Rp101,7 miliar
-
ASII: +Rp90,2 miliar
Net Sell
-
BBCA: –Rp344,6 miliar
-
EMTK: –Rp34,0 miliar
-
KLBF: –Rp30,9 miliar
-
DKFT: –Rp22,8 miliar
-
BBNI: –Rp21,6 miliar
Pembacaan cepat:
-
Di perbankan, asing akumulasi BBRI & BMRI, sekaligus melepas BBCA. Ini sinyal rotasi di dalam sektor: dari defensive leader (BBCA) ke bank berbeta lebih tinggi (BBRI/BMRI) yang lebih sensitif pada siklus kredit & pertumbuhan ekonomi.
-
Di komoditas, BRMS dan AMMN masuk daftar beli—menandakan risk appetite ke penambang emas/tembaga masih tinggi.
-
ASII juga diborong; biasanya ini berjalan seiring optimisme konsumsi domestik dan rantai otomotif.
Menariknya, akumulasi 5 besar net buy harian ~Rp1,07 triliun vs 5 besar net sell ~Rp454 miliar—selisih sekitar Rp612 miliar sudah menjelaskan sebagian besar net buy asing pasar +Rp765,54 miliar. Artinya, arus beli terkonsentrasi pada saham-saham penggerak indeks.
Top Foreign (1M)
-
Net Buy bulanan didominasi: BBRI (+Rp2,43 triliun), TLKM (+Rp2,37 triliun), ASII (+Rp1,94 triliun), AMMN (+Rp763,9 miliar), BREN (+Rp720,6 miliar).
-
Net Sell bulanan: BBCA (–Rp1,16 triliun), BMRI (–Rp630,5 miliar), ANTM (–Rp617,2 miliar), ICBP (–Rp571,9 miliar), AADI (–Rp314,9 miliar).
Implikasinya:
-
Konsistensi arus: BBRI dibeli harian & bulanan—menunjukkan conviction asing pada narasi penyaluran kredit ritel/ultra mikro dan monetisasi ekosistem.
-
BBCA tertahan oleh penjualan asing secara bulanan dan kembali dijual harian—ini mengonfirmasi rotasi dari quality/defensive ke value/beta.
-
TLKM & ASII kuat di horizon 1 bulan, menandakan tema konsumsi & digital ikut menari bersama bank dan komoditas.
-
Komoditas: AMMN konsisten diborong; ANTM sebaliknya tercatat net sell bulanan—menunjukkan selektivitas asing pada mining plays (tembaga/emas lebih diminati daripada nikel saat ini).
Apa yang Menggerakkan IHSG?
-
Likuiditas menguat
Nilai transaksi Rp20,198 triliun terbilang padat—cukup menopang reli sesi II. Likuiditas yang luas biasanya membuat breakout intraday lebih berkelanjutan. -
Net Buy Asing sebagai Pendorong
+Rp765,54 miliar bukan angka jumbo, tetapi terarah ke saham-saham indeks besar (BMRI, BBRI, ASII) sehingga dampak ke IHSG lebih besar dari nominalnya. -
Rotasi Sektor
-
Perbankan: Perpindahan dari BBCA → BBRI/BMRI meningkatkan beta IHSG; saat risk-on, indeks bergerak lebih cepat.
-
Komoditas: Akumulasi AMMN/BRMS menyumbang sentimen positif di siklus metals (tembaga/emas).
-
Konsumsi & Digital: Bukti di 1 bulan (ASII, TLKM) menegaskan narasi domestik tetap hidup.
-
Strategi & Ide Navigasi Pasar
Untuk trader jangka pendek
Manfaatkan momentum di saham-saham yang jadi titik kumpul arus asing (BBRI, BMRI, ASII, AMMN). Fokus pada buy on weakness di sekitar area pullback sesi pagi jika pola “naik di sesi II” berulang.
Waspadai BBCA—meski fundamental tetap kuat, tekanan jual asing bisa membuat underperform relatif terhadap BBRI/BMRI dalam jangka pendek.
Untuk investor menengah-panjang
Barbel strategy: kombinasi bank beta (BBRI/BMRI) dan ekuitas komoditas berkualitas (AMMN) yang sedang jadi favorit asing, ditambah konsumsi/telekomunikasi (ASII/TLKM) yang kuat secara bulanan.
Gunakan rotasi ini untuk rebalance: menambah di nama-nama yang diborong asing ketika pasar melemah intraday, dan disiplin pada level risiko.
Kesimpulan
Sesi kemarin memperlihatkan reli berkualitas: indeks menanjak pasca jeda, likuiditas padat, dan arus asing positif yang terkonsentrasi di penggerak indeks. Data menunjukkan rotasi jelas dari defensif ke beta plays—terutama BBRI/BMRI, ASII, serta penambang (AMMN/BRMS)—sementara BBCA menjadi sumber dana. Selama pola arus dana asing ini bertahan, peluang IHSG untuk menguji area psikologis baru tetap terbuka, dengan catatan pasar global tidak memberi kejutan negatif.
Data Kunci
-
Market cap: Rp14.307 triliun
-
Nilai transaksi: Rp20,198 triliun
-
Volume: 41,023 miliar saham
-
Net foreign (ALL): +Rp765,54 miliar
-
Penutupan IHSG: 7.947,70 (dari 7.862,95; +1,08%)
Catatan: Angka-angka di atas bersumber dari tabel/infografik “IDX Statistic” yang Anda lampirkan (Grafik IHSG Intraday & ringkasan arus asing).
0Komentar