Bayangkan Anda sedang berada di tengah pasar emas terbesar di dunia. Harga emas melonjak ke rekor tertinggi, pembeli dan penjual sibuk melakukan transaksi, dan di sudut panggung ada satu pemain besar dari Indonesia yang sedang menjadi sorotan: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Dalam laporan kuartal kedua 2025 (2Q25), ANTM kembali menunjukkan kinerja luar biasa, bahkan melampaui ekspektasi banyak analis.
Artikel ini akan membedah laporan keuangan 2Q25 ANTM secara mendalam, mengurai angka demi angka agar mudah dipahami, sekaligus melihat prospek jangka panjang perusahaan ini di tengah tren emas dan nikel global. Jika Anda pemula dalam dunia investasi, anggaplah tulisan ini sebagai panduan praktis memahami bagaimana fundamental sebuah perusahaan tambang bisa mencerminkan peluang investasi.
Kinerja 2Q25: Lonjakan Pendapatan dan Laba
Pada 2Q25, ANTM membukukan pendapatan Rp33 triliun, tumbuh +126% year-on-year (YoY) dan +26% quarter-on-quarter (QoQ). Jika kita akumulasikan selama semester I-2025, total pendapatan mencapai Rp59 triliun, atau +155% YoY. Angka ini jauh di atas pola musiman yang biasanya dicatat ANTM.
Apa pendorong utama kenaikan ini? Mari kita lihat:
Volume penjualan emas naik 13% QoQ, sudah mencapai 59% dari target penjualan FY25. Ini artinya, separuh target tahunan sudah dicapai hanya dalam enam bulan pertama.
Volume penjualan bijih nikel naik 14% QoQ, dan sudah mencapai 54% dari target FY25.
Average Selling Price (ASP) sebagian besar sesuai proyeksi, kecuali untuk bijih nikel yang justru lebih tinggi. ASP bijih nikel di 2Q25 tercatat US$24/wmt, atau 7% di atas estimasi awal sebesar US$20/wmt.
Kombinasi volume yang meningkat dan harga jual yang lebih baik inilah yang membuat profitabilitas ANTM melonjak. EBITDA di 2Q25 mencapai Rp3,8 triliun (+167% YoY, +21% QoQ), sementara akumulasi semester I menjadi Rp6,9 triliun (+354% YoY). Sedangkan laba inti naik lebih tinggi lagi, Rp2,6 triliun di 2Q25 (+210% YoY, +29% QoQ) dan total Rp4,7 triliun di semester I-2025 (+347% YoY).
Singkatnya, ANTM tidak hanya tumbuh, tetapi tumbuh jauh di atas ekspektasi pasar.
Dampak Tren Emas Global
Salah satu mesin utama pertumbuhan ANTM adalah emas. Mari kita tarik ke gambaran besar.
Harga emas rata-rata YTD-2025: US$3.159/oz, sekitar 7% lebih tinggi dari estimasi awal FY25F.
Harga emas terbaru bahkan sempat menembus US$3.606/oz, sebuah rekor baru.
Mengapa harga emas melonjak?
Potensi penurunan suku bunga The Fed – emas biasanya naik saat bunga turun karena investor mencari aset lindung nilai.
Ketidakpastian geopolitik – konflik global dan tensi politik membuat emas dipilih sebagai safe haven.
Tekanan pada dolar AS – ketika dolar melemah, emas jadi relatif lebih menarik.
Permintaan bank sentral meningkat – banyak negara menambah cadangan emas sebagai diversifikasi.
Dengan kondisi ini, proyeksi harga emas untuk 2025-2027 direvisi naik 10%-19%, menjadi kisaran US$3.200–3.300/oz.
Di sisi volume, ANTM merevisi target ke 51,3 ton emas untuk FY25, naik sekitar 4% dari estimasi awal. Namun, harus diingat bahwa paruh kedua 2025 kemungkinan akan mengalami penurunan pasokan sekitar 25% HoH karena:
Prioritas produksi emas olahan dari Freeport Indonesia (kapasitas penuh baru tercapai akhir 2025).
Permintaan emas yang mulai melemah pada awal 3Q25.
Prospek Nikel: Premium Masih Tinggi
Tak hanya emas, ANTM juga menjadi pemain penting di sektor nikel, yang banyak dibutuhkan untuk industri baja tahan karat hingga baterai kendaraan listrik.
Data terbaru dari Shanghai Metals Market (SMM) menunjukkan:
Harga premium bijih nikel Jul-25 turun 7% MoM, tapi tetap pada level tinggi.
Diperkirakan pada paruh kedua 2025, premium bisa turun, tapi tidak signifikan.
Mengapa demikian? Karena permintaan akan naik menjelang akhir tahun:
Smelter mulai menimbun stok nikel menjelang pengajuan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) September–Oktober 2025.
Ada kekhawatiran pemerintah Indonesia akan memangkas kuota ekspor bijih nikel untuk mengurangi kelebihan pasokan.
Dampaknya, proyeksi harga bijih nikel direvisi naik 3%-9% untuk FY25-27F. Sementara volume penjualan juga direvisi naik 7%-12%, setelah ANTM memperoleh tambahan 1 juta wmt bijih nikel pada Juli 2025 (dari total 4 juta wmt yang sudah diserahkan).
Proyeksi Laba: 160% Tumbuh di FY25
Dengan revisi harga emas dan nikel serta peningkatan volume penjualan, proyeksi laba inti ANTM direvisi naik cukup signifikan.
FY25 laba inti diperkirakan Rp8,2 triliun, tumbuh +160% YoY.
Namun, akan ada penurunan sekitar 25% HoH di 2H25 karena pasokan emas menurun.
Dalam jangka 3 tahun (FY25-27F), laba inti diperkirakan tumbuh dengan CAGR 33%.
Artinya, meskipun fluktuasi jangka pendek bisa terjadi, secara struktural ANTM berada di jalur pertumbuhan yang kuat. Menariknya, estimasi ini masih lebih tinggi dari konsensus analis pasar. Jadi, ada peluang pasar akan merevisi naik ekspektasi mereka, yang biasanya akan mendorong harga saham.
Perkembangan Proyek Strategis
Selain kinerja keuangan, investor juga perlu memperhatikan proyek jangka panjang ANTM.
JV Smelter CBL (RKEF Haltim)
Pembangunan resmi dimulai Juni 2025.
Kontraktor EPC sudah ditunjuk.
Suntikan modal pertama dijadwalkan September 2025.
Target konstruksi selesai 1Q27, operasi komersial akhir 2027.
Proyek RKEF FeNi Haltim
Kembali mengalami penundaan.
Penundaan ini bisa jadi sentimen negatif jangka pendek, tapi tidak menggoyahkan prospek besar ANTM di nikel.
Proyek SGAR Mempawah
Sudah mendekati tahap operasi komersial.
Proyek ini penting karena memperluas hilirisasi mineral di dalam negeri.
Kesimpulan: Apakah ANTM Masih Layak Dikoleksi?
Dari hasil 2Q25, terlihat jelas bahwa ANTM berada di persimpangan yang menguntungkan: emas sedang rally, nikel tetap punya premium tinggi, dan proyek hilirisasi strategis sedang berjalan. Secara angka:
Pendapatan semester I-2025: Rp59 triliun (+155% YoY).
EBITDA semester I-2025: Rp6,9 triliun (+354% YoY).
Laba inti semester I-2025: Rp4,7 triliun (+347% YoY).
Proyeksi laba inti FY25: Rp8,2 triliun (+160% YoY).
Risiko tetap ada, terutama dari pasokan emas yang bisa turun di paruh kedua 2025, dan ketidakpastian pada proyek-proyek nikel yang tertunda. Namun, prospek jangka panjang masih sangat solid.
Bagi investor pemula, ANTM bisa dipandang sebagai saham siklikal yang ikut berayun dengan harga komoditas global. Namun berbeda dengan spekulasi murni, ANTM memiliki landasan fundamental yang kokoh. Jadi, jika Anda percaya emas dan nikel masih akan jadi cerita besar beberapa tahun ke depan, ANTM bisa jadi kendaraan investasi yang menarik.
Baca Juga
Referensi
Laporan keuangan ANTM 2Q25.
Data harga emas global (Bloomberg, 2025).
Shanghai Metals Market (SMM), update harga nikel Juli 2025.
Proyeksi internal ANTM FY25-27.
0Komentar