Di tengah hiruk pikuk kebutuhan masyarakat akan hunian, ada kabar baik datang dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau yang lebih akrab disebut Bank BTN. Tahun 2025 tampaknya akan menjadi momentum penting bagi bank spesialis pembiayaan perumahan ini. Pasalnya, pemerintah resmi menaikkan kuota program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 350.000 unit, dari sebelumnya 220.000 unit.
Bagi BTN, keputusan ini ibarat angin segar yang mendorong pertumbuhan kredit. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dengan penuh optimisme menyatakan bahwa target penyaluran kredit tahun depan bisa berada di kisaran 7-9% year-on-year (yoy).
“Pertumbuhan kredit pada 2025 kami harapkan berada di kisaran 7-9% sejalan dengan adanya tambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada akhir Juni yang lalu,” ungkap Nixon.
Kredit Perumahan Masih Jadi Andalan
Jika kita telisik laporan kinerja BTN hingga semester I-2025, terlihat jelas bagaimana sektor perumahan tetap menjadi motor utama. Total penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tumbuh 6,8% yoy menjadi Rp376,11 triliun. Dari angka tersebut, kontribusi terbesar masih berasal dari kredit perumahan yang naik 6,2% yoy menjadi Rp317,77 triliun.
Sementara itu, sektor non-perumahan juga menunjukkan pergerakan yang tidak kalah menarik, tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp58,34 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa meski fokus utama BTN tetap di sektor hunian, diversifikasi kredit juga mulai memberi tambahan dorongan.
Menariknya, di balik cerita kinerja keuangan ini, banyak investor juga mulai melirik arah pergerakan saham BTN. Potensi pertumbuhan laba dan NIM yang membaik menjadi salah satu katalis positif. Bagi yang ingin melihat lebih detail valuasi dan prospek bisnisnya, dapat membaca ulasan lengkap di artikel Analisa Saham BBTN.
Margin Bunga Meningkat, Laba Ikut Terdongkrak
Cerita keberhasilan BTN pada paruh pertama tahun ini semakin lengkap ketika melihat sisi profitabilitas. BTN berhasil mencatatkan pendapatan bunga bersih Rp9,34 triliun, melonjak 55,1% yoy. Kenaikan ini didukung oleh membaiknya net interest margin (NIM) yang naik 139 basis poin (bps) menjadi 4,4% pada akhir Juni 2025.
Dampaknya pun langsung terasa pada laba bersih. BTN sukses mengantongi Rp1,7 triliun, tumbuh 13,6% yoy dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Pertumbuhan double digit ini menjadi bukti nyata bahwa strategi penyaluran kredit BTN berjalan seiring dengan pengelolaan efisiensi yang baik.
Rencana Besar: Pemisahan Unit Syariah
Selain fokus pada kredit perumahan, BTN juga tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat bisnis syariahnya. Dalam waktu dekat, tepatnya bulan Oktober 2025, BTN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agenda utamanya adalah meminta restu pemegang saham atas pemisahan unit usaha syariah (UUS) dan penggabungannya ke Bank Syariah Nasional (BSN).
Menurut Nixon, langkah ini diambil agar BSN bisa beroperasi penuh sebelum tahun 2026. Dengan demikian, ekosistem bisnis syariah BTN akan lebih fokus dan memiliki daya saing yang lebih kuat di industri perbankan syariah nasional.
Prospek BTN di 2025
Jika ditarik garis lurus, ada tiga faktor utama yang membuat BTN cukup percaya diri dalam menghadapi tahun 2025:
-
Kebijakan pemerintah menaikkan kuota FLPP menjadi 350.000 unit, membuka peluang penyaluran KPR subsidi lebih besar.
-
Pertumbuhan kredit sehat, ditopang sektor perumahan dan non-perumahan.
-
Strategi korporasi melalui pemisahan unit syariah yang akan memperkuat positioning BTN di ekosistem perbankan nasional.
Dengan fondasi tersebut, target pertumbuhan kredit 7-9% bukanlah sekadar angka optimistis, melainkan sebuah proyeksi yang logis dan realistis.
Insight Akhir
Bank BTN bukan hanya sekadar bank yang menyalurkan kredit perumahan. Lebih dari itu, BTN adalah bagian dari kisah besar pembangunan bangsa—memberi akses hunian layak bagi jutaan masyarakat Indonesia. Dengan kenaikan kuota FLPP, peningkatan laba, dan langkah strategis menuju pemisahan unit syariah, BTN menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis dapat berjalan beriringan dengan kontribusi sosial.
Tahun 2025 akan menjadi panggung baru, dan BTN tampaknya siap memainkannya dengan penuh percaya diri.
Referensi Data:
Artikel ini disusun berdasarkan keterangan resmi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, pernyataan Direktur Utama Nixon LP Napitupulu pada 10 September 2025, serta laporan keuangan semester I-2025 yang dipublikasikan perseroan.
0Komentar