Analisa Keuangan Saham TOWR Data 9M25

Bayangkan sebuah kota digital yang terus tumbuh. Jaringan internet menjadi jalan raya baru, dan ribuan menara berdiri sebagai fondasi konektivitas. Di tengah lanskap ini, Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menjadi salah satu pemain utama yang memastikan “kota digital” Indonesia tetap menyala.

Namun di balik menara yang kokoh, laporan keuangan 9M25 memberikan cerita menarik: sebagian besar indikator stabil dan bertumbuh, tetapi tekanan likuiditas mulai terasa. Untuk memahami dinamika jangka pendek ini, konteks kinerja sebelumnya juga penting. Anda dapat melihat bagaimana performa awal tahun membentuk tren di 9M25 melalui Analisa Kinerja Saham TOWR Q12025 yang memberikan gambaran awal perjalanan TOWR di tahun 2025.

Kinerja Keuangan TOWR 9M25: Stabil Namun Hadapi Tantangan Likuiditas

TOWR menunjukkan pondasi operasional yang solid. Beberapa indikator utama menunjukan pertumbuhan yang sehat:

  • Penjualan tumbuh 2,52%

  • Laba bersih meningkat 4,41%

  • Arus kas operasi menguat 9,14%

Kinerja ini menegaskan kekuatan model bisnis TOWR yang berbasis kontrak jangka panjang. Pendapatan dari sewa menara dan fiber bersifat recurring, sehingga volatilitasnya rendah.

Tetapi di sisi lain, laporan kas memberikan warna berbeda.

Penurunan Kas 63,49%: Amunisi Jangka Pendek Menipis

Kas dan setara kas anjlok 63,49%. Ini sinyal bahwa kebutuhan ekspansi dan operasional cukup tinggi sehingga menguras likuiditas. Penurunan kas sebesar itu membuat investor perlu memperhatikan strategi pendanaan jangka pendek perusahaan.

Arus Kas Investasi Turun 57,74%: Ekspansi Masih Agresif

Arus kas investasi tercatat –57,74%, mencerminkan belanja modal besar untuk:

  • pembangunan menara baru,

  • peremajaan perangkat,

  • dan perluasan jaringan fiber.

Strategi ini menunjukkan TOWR sedang memperkuat infrastruktur, meski harus menanggung tekanan kas untuk sementara.

Arus Pendanaan Melonjak 1.077,97%: Penguatan Modal untuk Perluasan

Lonjakan arus kas pendanaan sebesar 1.077,97% menandakan perusahaan menambah pinjaman atau fasilitas pendanaan untuk menopang ekspansi.

Dampaknya?

  • Likuiditas tertekan,

  • tetapi ekuitas justru naik 44,25%,

  • dan struktur modal tetap terjaga.

Artinya, TOWR memilih strategi “ekspansi dulu, panen hasil kemudian”.

Prospek TOWR: Gelombang Pertumbuhan dari 1,4 GHz dan Fiber Optik

Jika kinerja 9M25 memberi gambaran kondisi saat ini, maka prospektus perusahaan memberikan gambaran masa depan yang menarik.

  1. Katalis dari Lelang Frekuensi 1,4 GHz

Pemerintah tengah menyiapkan lelang frekuensi 1,4 GHz. Ini membuka peluang baru bagi operator seluler yang membutuhkan:

  • pembangunan site baru,

  • peningkatan kapasitas jaringan,

  • dan perluasan jangkauan layanan.

Dengan skala terbesar di Indonesia, TOWR berpotensi menjadi pihak yang paling diuntungkan.


BACA JUGA : ANALISA SAHAM MTEL DARI DATA LAPORAN KEUANGAN TERBARU


  1. Bisnis Fiber: Tulang Punggung Pertumbuhan Baru

Selain menara, kini TOWR juga semakin kuat di bisnis fiber optik.

Kenaikan utilisasi fiber tercatat signifikan berkat:

  • perkembangan 5G,

  • kebutuhan low-latency network,

  • dan perluasan jaringan enterprise.

Fiber memberikan recurring income sekaligus margin yang solid, sehingga makin memperkokoh portofolio pendapatan TOWR.

  1. Rights Issue, Pendanaan Besar, dan Rencana Buyback

TOWR sedang mempersiapkan kapasitas ekspansi jangka panjang melalui:

  • rights issue untuk memperkuat modal,

  • fasilitas pinjaman besar untuk belanja ekspansi,

  • rencana buyback sebagai sinyal bahwa manajemen menilai valuasi saham saat ini terlalu rendah.

Efeknya dua arah:

  • sentimen jangka pendek bisa tertekan,

  • tetapi jangka panjang sangat diuntungkan.

Harga Saham & Pergerakan Asing: Ada Sinyal Pemulihan?

Harga saham TOWR pada level Rp550, turun 18% secara YTD. Namun menariknya, investor asing mulai terlihat melakukan akumulasi.

Dalam sebulan terakhir:

  • Asing membeli Rp55 miliar

  • Asing menjual Rp45 miliar

  • Net buy Rp10 miliar

Angka ini menunjukkan ada pihak yang “mulai melirik” potensi pemulihan setelah penurunan signifikan.

Valuasi TOWR: Murah Secara Objektif Dibanding Industri

Secara valuasi, TOWR berada di posisi yang menarik.

PBV TOWR = 1,23x
Rata-rata industri = 1,94x

PER TOWR = 9,35x
Rata-rata industri = 14x

Dengan PER yang 33% lebih rendah dari industri, saham ini masuk kategori undervalued.

Jika katalis lelang frekuensi, pertumbuhan fiber, dan ekspansi menara berjalan sesuai rencana, TOWR berpotensi mengalami re-rating valuasi.

Estimasi nilai wajar berada di kisaran:
Rp790 – Rp1.094

Dengan harga saat ini Rp550, potensi upside mencapai 43% hingga 99%.

Kesimpulan: TOWR Masih Solid, Namun Tekanan Kas Perlu Diwaspadai

Kinerja 9M25 memperlihatkan dua wajah:

  • Di satu sisi, operasional kuat, laba tumbuh, dan ekuitas menguat.

  • Di sisi lain, kas tertekan, belanja modal besar, dan pendanaan meningkat tajam.

Namun bagi investor jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi kesempatan menarik. TOWR sedang menyiapkan fondasi pertumbuhan berikutnya, terutama lewat fiber dan potensi pembangunan menara baru dari frekuensi 1,4 GHz.

Menara TOWR masih kokoh. Tinggal menunggu kapan “lampu kas” kembali terang saat ekspansi mulai menghasilkan arus kas stabil.

Mau Join Member Premium?
Klik Menu Jadi Member Pareto Saham